TEMPO.CO, Lampung Selatan-Ribuan massa hingga Senin sore, 2 Juli 2012 masih bertahan di Jalan Lintas Sumatera ruas Bakauheni-Bandar Lampung. Mereka membakar ban bekas dan melintangkan puluhan pohon di Simpang Gayam. Aksi itu membuat arus lalu lintas macet total sepanjang lebih dari 30 kilometer.
Kepala Kepolisian Resor Lampung Selatan Ajun Komisaris Besar Harry Muharram yang memimpin pasukab masih berusaha negosiasi denga perwakilan warga. Negosiasi akhirnya berjalan buntu. Warga tetap bertahan dengan menenteng senjata tajam.
Warga menuntut polisi membebaskan warga yang ditahan, mengobati warga yang terluka dan mengembalikan kendaraan roda dua yang disita dalam kerusuhan siang tadi. Saat ini, ratusan anggota Polres Lampung Selatan, Satuan Brigade Mobil Polda Lampung, Brigif Marinir Piabung dan Bataliyon 143. \"Sebisa mungkin kami menghindari tindak kekerasan. Negosiasi harus tetap jalan,\" kata Muharram.
Kerumunan massa saat ini berada 30 kilometer dari tempat kerusuhan siang tadi. Mereka secara berangsur dipukul mundur aparat keamanan. Sambil mundur, massa membakar ban dan menebang pohon di pinggir Jalan Lintas Sumatera.
Warga diduga menjadi beringas setelah aparat keamanan menyerang mereka yang tidak terlibat aksi unjuk rasa dalam kerusuhan beberapa jam sebelumnya. Dua orang anak terkenan gas air mata dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Awalnya, ribuan warga yang berkumpul di Lapangan Radin Intan Kalianda ingin mendengarkan secara langsung permintaan maaf dari Rycko Menoza. Putra sulung Gubenur Lampung Sjachroedin Zainal Abidin Pagaralam menyanggupi tuntutan warga. “Saya menyampaian permintaan maaf dari hati yang paling dalam atas keteledoran dan kesalahan ucap yang telah menyakiti warga Lampung Selatan. Sekali lagi saya minta maaf,” kata Rycko Menoza dengan suara bergetar.
Selanjutnya Rycko mengajak rakyat Lampung Selatan untuk bersatu kembali membangun daerahnya. Usai menyampaikan pidato singkat itu. tiba-tiba ratusan warga melempari Bupati Lampung Selatan itu dengan berbagai botol minuman dan batu. Ketua Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Lampung itu pun terpaksa dievakuasi oleh puluhan anggota polisi dan TNI.
Lima pemuka Marga Lampung Selatan, yaitu Marga Dantaran, Ketibung, Legun dan Ratu dan Rajabasa yang berusaha menahan amarah warga malah jadi sasaran kekesalan massa. Sebelumnya, massa yang tergabung dalam Forum Warga Lampung Selatan itu juta terlibat dalam penumbangan patung Zainal Abidin Pagaralam yang merupakan kakek dari Rycko Menoza.
NUROCHMAN ARRAZIE