TEMPO.CO, Jayapura -Panglima Kodam XVII Cendrawasih, Mayjen TNI Erwin Syafitri mengatakan pihaknya telah melakukan negosiasi dengan petinggi Organisasi Papua Merdeka wilayah Selatan Papua, untuk mengajak kembali sebagai warga negara Indonesia. “Kita sudah sempat komunikasi dengan kelompok ini, tapi hal yang dituntut diluar dari kewenangan kita,” kata Erwin Syafitri, Senin 2 Juli 2012.
Ia tak merinci tuntutan dari kelompok pimpinan Bernardus Mawen tersebut. Erwin menjelaskan, saking besarnya tuntutan, TNI menyerahkan masalah tersebut pada pemerintah Merauke untuk menyediakan anggaran. “Kita sudah berkomunikasi, kita serahkan ke pemda, kalau pemda ada anggaran untuk itu, kami siap saja,” ujarnya.
Bernadus Mawen disebut sebagai Panglima Daerah Kodam V Merauke di daerah Selatan Papua. Kelompoknya menempati sebuah pemukiman di hutan Boven Digoel yang dibangun dengan usaha sendiri. Ia memiliki hingga puluhan pengikut dan setia.
Aktivitas Mawen tenggelam dalam beberapa tahun terakhir. Selain usianya yang sudah uzur, Mawen tidak memiliki cukup senjata untuk bertempur. Ia dikenal sempat melakukan sejumlah aksi pada tahun 1975 hingga pertengahan 1980-an dengan menyerang pos TNI. “Komunikasi sudah dibangun, kita berharap mereka dapat kembali,” kata Erwin Syafitri.
Dari Informasi yang dihimpun, Mawen bersama beberapa anak buahnya, sempat di bawa ke Merauke dengan kawalan ketat tentara, dua bulan lalu. Mereka bernegosiasi dengan TNI dan mengajukan beberapa tawaran. Sayangnya, negosiasi tersebut tak membuahkan hasil. “Mawen itu sudah tua, dia di markasnya hanya duduk diam, kami pernah kesana dan bertemu. Mereka tidak punya senjata,” kata sumber Tempo tak mau namanya dipublikasikan.
Perjalanan ke Markas Mawen ditempuh dalam waktu sehari. “Masuk sampai ke wilayah PNG, jalan kaki,” ujarnya.
Gerakan OPM di Selatan Papua memanas saat hadirnya Willem Onde. Onde pernah didaulat menjadi Panglima OPM di Merauke pada tahun 1994. Ia diberi jabatan Kolonel. Aksinya begitu meresahkan. Karena tidak hanya menyerang pos TNI, ia juga memalak warga. Pada tahun 1997, Onde menandatangani sebuah perjanjian dengan Mayjen Jhony Lumintang, Pangdam Trikora saat itu. Onde kemudian menyerahkan puluhan pucuk senjata dan menyerah.
JERRY OMONA