TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, mencatat kenaikan nilai impor terbesar Mei lalu disumbang oleh pesawat terbang dan telepon seluler. \"Percaya atau tidak, impor pesawat terbang itu paling besar pertumbuhannya. Kemudian, handphone dan alat berat,\" ujarnya di Jakarta, Selasa, 3 Juli 2012.
Hingga Mei, pertumbuhan impor ketiga sektor itu, yakni pesawat terbang, naik hingga 182,6 persen (year on year atau YoY), handphone 66,6 persen (YoY), sirkuit elektronik naik 54,9 persen, dan loader naik 50,2 persen. Beberapa negara pengimpor terbesar pesawat terbang ke Indonesia, yakni Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman. \"Saya sudah berbicara dengan Emirsyah Satar (Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk) untuk membicarakan pertumbuhan impor pesawat itu,\" ujarnya.
Selain pesawat terbang, lonjakan impor terbesar kedua disumbang ponsel yang mencapai 66,6 persen. Ia memprediksi permintaan ponsen bakal tetap tumbuh di masa mendatang, sehingga lembaganya mendesak beberapa perusahaan ponsel untuk membuat pabriknya di Indonesia. Beberapa negara pengimpor terbesar ke Tanah Air di antaranya Cina, Vietnam, Meksiko, dan Taiwan. \"Hampir setiap orang Indonesia punya hp, bahkan ada yang punya dua ponsel,\" katanya.
Khusus untuk sektor alat berat, kata dia, pertumbuhan impor juga naik seiring dengan naiknya industri pertambangan khususnya batu bara saat ini. Jadi, tidak mengherankan bila kebutuhan alat berat untuk sektor pertambangan terus meningkat. \"Karena sektor pertambangan sedang mengalami kenaikan,\" ujarnya.
Bayu menyatakan meski neraca perdagangan ekspor Indonesia hingga Mei mengalami penurunan, ia menyatakan masih mengalami surplus hingga US$ 1,5 miliar. Ia optimistis kinerja perdagangan Indonesia akan kembali membaik di semester dua tahun ini.
JAYADI SUPRIADIN
Terkait:
BI Tegal Duga 10 Eksportir Tak Lapor Devisa
Soal Ekspor, Jepang Tak Bisa Seret RI ke WTO
Ekspor April Turun 7,39 Persen, Impor Naik 1,82 Persen
Kopi Indonesia Ungguli Kopi Brasil
Asosiasi Kopi Akhirnya Patuhi Aturan Ekspor
Krisis Global Masih Pengaruhi Ekspor Indonesia