TEMPO.CO , Jakarta: Tim nasional Indonesia usia di bawah 22 tahun (U-22) telah mengantongi kekuatan dua lawan utama, Australia dan Jepang, dalam Pra-Piala Asia di Pekanbaru, Riau, 5-15 Juli mendatang. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia pun optimistis target runner-up yang dibebankan kepada timnas bisa diwujudkan.
\"Tim U-22 Australia tidak begitu kuat. Sedangkan Jepang akan diisi banyak pemain jebolan U-17. Saya pikir kita bisa menyaingi mereka,\" kata Koordinator Timnas PSSI, Bob Hippy, di kantor PSSI, Senayan, Jakarta.
Tim pelatih pun, kata Bob, telah menyusun strategi untuk mengantisipasi dua negara kuat sepak bola Asia tersebut. \"Yang penting, jangan main terbuka dan bermain bola panjang. Mereka kan punya postur yang bagus,\" ujar Bob.
Pada Pra-Piala Asia U-22 kali ini, Indonesia tergabung di Grup E bersama Jepang, Australia, Makau, Singapura, dan Timor Leste. Dalam pertandingan pertama, timnas akan berhadapan dengan Australia besok.
Pelatih kepala timnas U-22, Aji Santoso, mengaku telah menyiapkan strategi khusus untuk menghadang laju Australia dan Jepang. \"Saya siapkan formasi 4-2-3-1, dengan Andik Vermansyah sebagai salah satu andalan,\" ujar Aji.
Aji berharap Andik cs bermain lepas dan tidak terbebani target yang dipatok PSSI. \"Australia dan Jepang memang dua tim terkuat. Tapi para pemain jangan terbebani. Tugas para pemain hanya bermain lepas, semangat, dan pantang menyerah,\" ujar Aji.
\"Keluarkan semua kemampuan dan jalankan instruksi pelatih dengan baik. Kalah atau menang, itu tanggung jawab pelatih, terutama pelatih kepala,\" Aji menambahkan. Tidak bergabungnya para pemain Liga Super Indonesia (LSI), menurut dia, tidak menjadi masalah. \"Saya akan maksimalkan semua yang ada saja, meski tidak ada pemain dari Liga Super Indonesia,\" kata Aji.
Meski para pemain LSI telah diberi tenggat untuk bergabung ke timnas hingga kemarin, tidak seorang pun pemain klub LSI hadir di Pekanbaru. \"Tidak ada pemain LSI yang bergabung. Hanya pemain LPI, tujuh pemain amatir dari Divisi I, dan beberapa pemain hasil Pekan Olahraga Nasional,\" kata mantan pelatih Persebaya Surabaya tersebut.
Sebelumnya, tiga pemain LSI sempat bergabung dengan pemusatan latihan timnas U-22, yaitu pemain Sriwijaya, Septia Hadi, serta dua pemain Persija LSI, Andritany dan Rudi Setiawan. Namun, menjelang keberangkatan ke Pekanbaru, mereka kembali ke klub masing-masing.
Aji beralasan, kembalinya tiga pemain itu karena klub membutuhkan tenaga mereka dalam sisa kompetisi. Namun besar kemungkinan ada hubungannya dengan surat Ketua Umum PSSI versi Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia, La Nyalla Mattalitti, bernomor 025/EXCO-PSSI/VI/2012 tertanggal 26 Juni 2012 mengenai pelarangan para pemain LSI memperkuat timnas U-22 dalam Pra-Piala Asia U-22.
Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin mengkritik langkah La Nyalla tersebut. \"Kalau ada orang yang tidak ingin timnas maju, maka kita pertanyakan nasionalismenya,\" kata Djohar. \"Tapi, kalau ia sampai mengirim surat edaran, itu bukan urusan saya.\"
Djohar tidak mempermasalahkan ketidakhadiran pemain LSI. Sebagai induk organisasi, kata dia, PSSI sudah membuka kesempatan bagi para pemain LSI untuk bergabung serta menyerahkan kepada pelatih untuk memilih pemain yang diinginkan, tanpa melihat latar belakang asal kompetisi.
ARIE FIRDAUS
Berita Terpopuler:
Presiden Inter Milan Ingin Bawa Pulang Balotelli
Spanyol Dominasi Tim Terbaik Euro 2012
Iniesta Pemain Terbaik Euro 2012
Andik Jadi Andalan Hadapi Australia dan Jepang
Madrid Siapkan Nomor Punggung untuk Modric