TEMPO.CO, Washington -- Amerika Serikat secara diam-diam menambah bala bantuan militer yang signifikan ke Teluk Persia. Hal ini sebagai upaya mengantisipasi militer Iran yang mungkin akan menutup Selat Hormuz. Jumlah jet tempur pun ditambah untuk persiapan menyerang Iran jika tidak ada jalan keluar soal eskalasi nuklir, seperti pesawat F-22 dan F-15c. Amerika sangat berhati-hati dalam mengambil langkah dalam menghadapi Iran.
Amerika telah memberlakukan embargo penjualan minyak Iran. Harapannya, Iran berpikir ulang soal rencana peningkatan instalasi nuklirnya. Selain itu, mengurangi kegiatannya dalam membentengi Selat Hormuz. Menurut seorang perwira militer, Amerika Serikat telah menambah dua kali lipat kapal penyapu ranjau dan delapan kapal patroli. \"Jangan berpikir untuk menutup selat. Jangan mengganggu kapal-kapal pengiriman komersial. Kami akan mengamankan mereka,\" kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan.
Baca Juga:
Pentagon pun akan mengirim kapal induk dan kapal amfibi untuk membantu pasukan di Teluk Persia. Pemerintah Obama sempat meminta Israel agar membatalkan serangan ke Iran. Bahkan latihan militer kedua negara sempat ditunda. Mitt Romney, calon presiden dari Partai Republik, menilai langkah Obama lemah dalam menyelesaikan masalah Iran. Kini Amerika telah menyiapkan pasukan yang besar untuk mengantisipasi eskalasi yang meningkat di Teluk Persia.
Sementara pasukan darat Amerika telah ditarik dari Irak, sebuah kekuatan yang setara dengan brigade tempur Angkatan Darat tambahan yang tetap berada di Kuwait, kata para pejabat. Mereka masih mengantisipasi ketidakstabilan regional di Timur Tengah, tetapi Iran adalah perhatian utama. \"Ini bukan hanya tentang ambisi nuklir Iran, tapi tentang ambisi hegemoni regional Iran,\" kata pejabat Kementerian Pertahanan Amerika.
WASHINGTON POST | EKO ARI
Baca Juga: