TEMPO.CO, Kota Meksiko - Kandidat presiden dari Party of the Democratic Revolution (PRD), Andres Manuel Lopez Obrador, menolak klaim kemenangan Enrique Pena Nieto. Ia menuding banyak kecurangan yang terjadi sehingga pihaknya kalah.
Lopez Obrador kalah tipis dalam pemilihan enam tahun lalu. Ia kemudian memprotes hasil pemilu dan menggalang protes yang melumpuhkan Kota Meksiko selama satu bulan. Momok terulangnya aksi ini membuat banyak pihak khawatir.
Hasil resmi pertama dari pemilu, Ahad, 1 Juli 2012 lalu, menyebutkan Lopez Obrador berada di posisi kedua setelah mendapat 31 persen suara. Ia kalah dari Pena Nieto yang mewakili Institutional Revolutionary Party (PRI), dengan 38 persen.
\"Kami tidak dapat menerima hasil penipuan, tidak ada yang bisa menerima itu,\" kata Lopez Obrador seperti dilansir Reuters, Selasa, 3 Juli 2012. Ia mencela pemungutan suara Minggu lalu sebagai \"kotor dan memalukan\".
PRI merupakan partai yang berkuasa di Meksiko selama 71 tahun sebelum kalah pada 2000 lalu. Lopez Obrador mengklaim PRI, melalui partai nasional dan gubernur, menghabiskan jutaan peso untuk membeli suara. Dia juga menuduh media massa mendukung PRI.
\"Kami akan memberikan bukti-bukti dan mengajukan tindakan hukum,\" kata Lopez Obrador. Namun ia enggan menyebutkan apakah akan melakukan aksi yang sama seperti pada 2006 lalu. \"Kami akan menunggu.\"
Penolakan terhadap hasil pemilu juga datang dari pelajar. Kelompok yang menamakan diri mereka gerakan #Yosoy132 ini menyuarakan \"Meksiko tanpa PRI!\". Gerakan ini melakukan pawai sebagai tanda protes. Polisi mengatakan lebih dari 25 ribu pengunjuk rasa turun ke jalan di wilayah Polanco.
REUTERS | RAJU FEBRIAN
Dunia Terpopuler
Buaya Filipina Terbesar di Dunia
Diet atau Pensiun, Ultimatum Buat Polisi Gendut
Kamar Termurah di Hotel Ini Rp 12,46 juta
Reporter TV Suriah Membelot ke Pemberontak
Mugabe di Singapura Jalani Pemeriksaan Kesehatan
Pena Nieto, \'\'Santapan\'\' Gosip yang Jadi Presiden
Lakukan Promosi Ilegal, Pabrik Obat Glaxo Didenda