TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi sudah memeriksa Anas Urbaningrum selama hampir enam jam hari ini, Rabu, 4 Juli 2012. Ketua Umum Partai Demokrat ini menjalani pemeriksaan dalam pengusutan proyek pembangunan pusat olahraga di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat, sejak pukul 10.00 WIB sampai sore ini pukul 15.30 WIB.
"Ya, masih menjalani pemeriksaan," kata juru bicara KPK, Johan Budi S.P. Johan masih enggan dikonfirmasi ihwal pemeriksaan tersebut. "Nanti setelah selesai pemeriksaan," kata dia.
Saat mendatangi kantor KPK, Anas merasa bersyukur karena penyidik mendalami keterangannya. Dia mengartikan pendalaman tersebut karena penyidik menganggap keterangannya berharga dan bermanfaat penting dalam pengusutan proyek Hambalang.
"Saya membaca keterangan dari juru bicara (KPK) bahwa keterangan saya itu akan didalami lebih jauh. Itu artinya keterangan saya bisa membantu KPK untuk menjelaskan sesungguhnya kasus Hambalang," kata Anas.
Pemeriksaan Anas kali ini adalah yang kedua kalinya. Pada 27 Juli lalu, Anas juga diperiksa oleh penyidik dalam kasus Hambalang. Anas memaknai pemeriksaan dia yang kedua tersebut menandakan KPK bekerja profesional dan cepat. "Bergerak cepat dan profesional, itu harapan publik," katanya.
Anas mendatangi kantor KPK sekitar pukul 10.00 WIB dengan didampingi beberapa pengurus DPP Partai Demokrat. Dia mengenakan batik cokelat lengan pendek dan celana kain hitam. Dia juga memakai kacamata bening, lengkap dengan jam tangan di lengan kirinya.
Johan mengatakan, keterangan Anas dalam pemeriksaan sebelumnya didalami oleh KPK. Keterangan Anas kala itu, kata Johan, untuk mengkonfirmasi dua keterangan koleganya, Ignatius Mulyono, anggota DPR dari Partai Demokrat; dan Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat. Setelah pendalaman itu, kata Johan, "Minggu depan rencananya akan ada gelar perkara lagi."
Pekan lalu, KPK memeriksa Anas selama hampir delapan jam. Anas seusai pemeriksaan mengaku penyelidik KPK mencecarnya berbagai pertanyaan seputar proses penerbitan sertifikat tanah Hambalang seluas 32 hektare. "Saya ditanyakan soal apakah betul saya memerintahkan pak (Ignatius) Mulyono untuk mengurus sertifikat? Saya jawab, saya tidak pernah memerintahkan untuk mengurus sertifikat," kata Anas.
Anas berharap KPK dapat secepatnya menuntaskan pengusutan proyek Hambalang agar KPK bisa menuntaskan kasus lainnya. "Saya berharap agar kasus Hambalang ini jelas dan tuntas," kata dia.
Disamping Anas, KPK juga meminta keterangan supir Anas bernama Ruyadi. Johan membenarkan pemeriksaan terhadap Ruyadi. Sampai sore ini, Ruyadi masih menjalani pemeriksaan. Dia mendatangi kantor KPK sekitar pukul 08.30 WIB.
RUSMAN PARAQBUEQ
