TEMPO.CO , Washington - Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengeluarkan pernyataan meminta maaf untuk kerugian yang dialami militer Pakistan dalam insiden 26 November tahun lalu. Dalam sebuah serangan pesawat militer AS di perbatasan Afghanistan-Pakistan, 24 tentara Pakistan tewas.
\"Saya sekali lagi menegaskan penyesalan kami yang terdalam atas insiden tragis di Salala November lalu. Saya mengucapkan belasungkawa tulus kami untuk keluarga para tentara Pakistan yang tewas,\" kata Clinton, dalam panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Pakistan, Hina Rabbani Khar. \"Menteri Luar Negeri Khar dan saya mengakui kesalahan yang mengakibatkan hilangnya nyawa militer Pakistan. Mohon maaf atas kerugian yang diderita oleh militer Pakistan.\"
Kata \"maaf\" belum pernah digunakan oleh pemerintah AS sejak kejadian itu. Pemerintah Pakistan telah menuntut permintaan maaf sebelum mereka mempertimbangkan membuka kembali jalur pasokan NATO ke Afganistan, yang ditutup setelah kejadian.
Duta Besar Pakistan untuk Amerika Serikat, Sherry Rehman, mengeluarkan pernyataan bahwa negara itu menerima pernyataan Menlu Clinton dan berharap kedua sekutu dapat bergerak maju.
\"Kami menghargai pernyataan Menlu Clinton, dan berharap bahwa hubungan bilateral dapat segera menuju ke tempat yang lebih baik dari sini,\" kata Rehman. \"Saya yakin bahwa kedua negara bisa menyepakati isu-isu penting, terutama pada perdamaian di wilayah tersebut.\"
November lalu, segera setelah insiden itu, Jenderal John Allen, komandan NATO di Afganistan, juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam \"kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari setiap anggota Pasukan Keamanan Pakistan yang mungkin telah tewas atau terluka,\" dan berjanji untuk memulai penyelidikan.
Setelah penyelidikan selama sebulan, Pentagon menyatakan \"penyesalan kami yang terdalam\", tapi tak meminta maaf. Alasannya, kedua belah pihak sama-sama salah.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland mengatakan hari ini bahwa dia tidak ingin mengurai penggunaan kata \"maaf\" Clinton. Ia menegaskan kembali posisi Amerika Serikat yang disalahkan atas insiden di bulan November. \"Sebagai pernyataan itu menjelaskan, ada kesalahan yang dilakukan pada kedua belah pihak yang menyebabkan kematian dan mereka berdua meminta maaf,\" kata Nuland.
LOS ANGELES TIMES | TRIP B
Berita Terkait
Pasar Gelap Organ Manusia Meluas di Eropa
Kakek Ini Setia Pakai Sepeda Kado HUT Ke-12
AS Akan Kurangi Senjata Nuklirnya
SBY Minta Australia Bebaskan 54 Anak Nelayan
Polisi Prancis Serbu Rumah Nicolas Sarkozy
Parlemen Myanmar Siapkan UU Dongkrak Ekonomi