TEMPO.CO, Jakarta - Kemacetan yang terjadi di pelabuhan penyeberangan Merak, Banten, rupanya disebabkan kurangnya armada kapal roll on/roll off. PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry ternyata hanya bisa mengoperasikan tiga kapal saat ini.
"Karena itu, kami meminta dukungan dari Kementerian Perhubungan serta operator untuk mengerahkan kapal yang mereka miliki," kata Sekretaris Perusahaan ASDP Christine Hutabarat kepada Tempo, Jumat, 6 Juli 2012.
Menurut Christine, dalam masa liburan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, ASDP memprioritaskan truk pengangkut bahan kebutuhan pokok serta bus penumpang untuk menyeberang. Ia mengimbau agar truk industri dan pengangkut peti kemas menyeberang lewat pelabuhan umum.
Untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan, ASDP menggelar pertemuan dengan Administrator Pelabuhan serta Otoritas Pelabuhan Penyeberangan Merak untuk membantu mempercepat proses perizinan masuk lintasan kapal yang baru selesai diperbaiki atau docking.
"Namun percepatan izin harus didukung kesiapan dokumen dari para operator kapal." ujarnya.
Hingga Kamis, 5 Juli 2012, ekor antrean truk sudah mencapai kilometer 92 jalan tol Jakarta-Merak. Polisi pun mengarahkan kendaraan penumpang serta truk pengangkut sembako untuk keluar dari pintu tol Cilegon Timur atau Serang Barat.
Ketua Departemen Angkutan Barang Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Andre Silalahi mengatakan ada 2.000 truk yang mengantre hingga tiga hari di Pelabuhan Merak. Kerugian akibat kemacetan itu pun mencapai Rp 500 juta dalam sehari.
"Angka itu merupakan akumulasi dari alokasi uang makan awak truk serta biaya bahan bakar," katanya.
MARIA YUNIAR