TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Hardaya Inti Plantation Siti Hartati Murdaya mengaku pernah bertemu dengan Bupati Buol, Sulawesi Tengah, Amran Batalipu. Hartati mengaku pertemuan tidak sengaja itu terjadi di Jakarta. “Dia (Amran) ngejar-ngejar saya, itu di lobi Grand Hyatt,” kata Hartati kepada Tempo, Jumat, 6 Juli 2012.
Saat itu, kata Hartati, Amran berbicara dengan direktur perusahaan milik Hartati. Sang direktur kemudian menyampaikan keinginan Amran bertemu Hartati. "Akhirnya, saat ada acara makan malam, kami ketemu di situ,” kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini.
Waktu makan malam, Hartati melanjutkan, Amran meminta sumbangan untuk urusan pemilihan kepala daerah di Buol, Sulawesi Tengah. Hartati tak tahu jumlah sumbangan yang diminta Amran. Tapi ia memastikan nilainya tak mencapai Rp 3 miliar seperti yang disampaikan Komisi Pemberantasan Korupsi. "Saya hanya bilang, saya enggak bisa kasih seperti yang dia minta,” katanya. Menurut Hartati, ia tak tahu lagi bagaimana teknis pemberian uang itu.
Meski pernah mengunjungi Buol sekitar lima tahun lalu, Hartati mengaku tidak mengenal Bupati Amran. “Mungkin saat itu dia belum jadi bupati, ya?” ujarnya sambil bertanya kepada kuasa hukumnya, Bambang Hartono.
Hartati dicegah ke luar negeri. Anak buah perusahaannya di Buol, Yani Anshori, ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi saat memberi duit Rp 3 miliar ke Bupati Amran. Suap itu diduga berkaitan dengan penerbitan izin lahan perkebunan sawit milik Hartati. Bupati dari Partai Golongan Karya itu berhasil kabur. Kemarin, Amran ditangkap dan dibawa ke Jakarta.
AYU PRIMA SANDI