Maruti Genjot Ekspor ke Indonesia dan Afrika  
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Senin, 9 Juli 2012 12:40 WIB
Peluncuran Suzuki Ertiga di BSM, Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/4). MPV terbaru Suzuki ini memiliki mesin 1.373 cc dengan tiga baris tempat duduk. TEMPO/Prima Mulia
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, New Delhi - Mahalnya harga suku cadang mengharuskan Maruti Suzuki menggenjot ekspor mereka ke luar India. Pabrikan mobil patungan India-Jepang ini mengincar Indonesia dan beberapa negara Afrika sebagai pasar potensial untuk mobil berbahan bakar bensin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Direktur Keuangan Maruti Suzuki, Ajay Seth, melemahnya nilai tukar rupee hingga 19 persen dibanding dolar Amerika Serikat membuat biaya impor komponen melonjak. Margin keuntungan perusahaan pun anjlok lebih dari 10 persen.

Dengan menjual dan merakit mobil berbahan bakar bensin di luar negeri, Maruti bisa menekan biaya impor komponen. Selain itu, regulasi di India menetapkan harga jual mobil bermesin diesel lebih murah ketimbang mobil bensin.

"Kondisi itu memaksa kami mengekspor mobil bensin secara intensif," katanya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin 9 Juli 2012.

Sejak Maret lalu Maruti mengekspor mobil penumpang multiguna Suzuki Ertiga ke Indonesia. Sedangkan di beberapa negara Afrika, seperti Aljazair, Maruti memasarkan sedan Dzire serta hatchback Alto dan Maruti 800 mulai Juni 2012.

Eksekutif Pemasaran Internasional Maruti, Shashank Srivastava, mengatakan pasar mobil di negara berkembang Afrika dan Asia Tenggara terus tumbuh dengan baik sejak beberapa tahun terakhir. "Terutama untuk mobil-mobil berbahan bakar bensin," ujarnya.

Dalam setahun Maruti Suzuki memiliki kemampuan produksi 1,25 juta unit mobil. Sepanjang 2011 pabrikan yang bermarkas di New Delhi itu mencatatkan penjualan 1,13 juta unit. Dari jumlah itu 70 persen di antaranya atau sekitar 880 unit merupakan mobil berbahan bakar bensin.

Karena itu analis Brics Securitires Ltd, Umesh Karne, mengatakan Maruti akan selamat jika bisa mengekspor 20 ribu mobil sebulan. Angka itu cukup untuk melawan pelemahan rupee terhadap yen dan dolar Amerika yang masih berlanjut hingga kini.

"Ekspor bisa membantu Maruti meraup margin dan kembali pada skala keekonomian mereka," ujarnya.

FERY FIRMANSYAH

Berita lain:Dukun Ramal ''Pria Tinggi Kurus'' Repotkan Foke Cerita Blak-Blakan Mantan Manajer Tom CruisePutri Kerajaan Arab Saudi Minta Suaka ke InggrisIni Alasan Halida Hatta Mundur dari GerindraBagaimana Gelombang otak Hawking Dikonversi Jadi Ucapan

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi