TEMPO.CO , Jakarta : Hingga pagi ini ratusan ribu komputer masih terjangkiti virus DNS Changer Malware. Dampaknya, akses Internet komputer yang terserang akan lumpuh total hari ini.
Di Amerika Serikat, para pakar komputer dan agen federal telah memperingatkan kemungkinan itu. Mereka mengatakan, “Jangan biarkan program jahat itu menghantui Anda.”
DNS Changer Malware adalah virus yang menyerang domain name system (DNS). Ini adalah layanan Internet yang mengubah nama domain menjadi kode angka.
Tanpa DNS, kita hanya bisa mengunjungi situs dari alamat Internet protocol atau IP. Jadi, ketika mengetik www.tempo.co, misalnya, alamat itu tak akan ditemukan.
Dalam jaringan Internet dunia, ada 13 DNS server induk yang melayani lalu lintas pengguna Internet. Dua di antaranya diketahui dihantam DNS Changer Malware.
Jalan terbaik untuk memulihkannya adalah dengan menutup server itu untuk diperbaiki. Namun Biro Investigasi Amerika Serikat (FBI) menolak melakukannya.
Mereka lantas menyewa perusahaan swasta untuk memasang dua server baru bebas virus agar komputer yang terinfeksi tetap bisa mengakses Internet.
Sembari menunggu server utama diperbaiki, FBI terus memperingati komputer yang terserang virus untuk diperbaiki. Dan, tentu saja ada batas waktunya.
Dua server sewaan itu akhirnya akan dimatikan pada hari ini, 9 Juli 2012, pukul 12.01 malam waktu Amerika, atau sekitar pukul 12.01 siang waktu Indonesia.
Adapun dampak jika kedua server tersebut dimatikan, komputer yang terjangkiti DNS Changer Malware tak bisa lagi mengakses Internet.
Steven Luis dari Florida International University mengatakan kejadian ini tak perlu dibesar-besarkan. “Istilah kiamat Internet terlalu berlebihan. Ini tak sama dengan Y2K.”
Di seluruh dunia, hanya ada sekitar 250 ribu komputer yang terinfeksi, 45-64 ribu di antaranya berada di Amerika Serikat.
Sepertinya angka itu terlihat sangat besar. Namun perlu diingat bahwa di seluruh dunia saat ini ada sekitar 1-2 miliar komputer. Jadi, kiamat Internet yang selama ini dicemaskan tidaklah sedahsyat yang digembar-gemborkan.
Lantas, apa sebenarnya DNS Changer Malware? Program jahat atau malware selalu berhubungan dengan perusakan yang disebabkan oleh virus atau worm.
Virus DNS Changer dibuat oleh enam warga Estonia. Virus ini menginfeksi komputer di lebih dari 100 negara, termasuk individu, bisnis, dan pemerintahan.
November tahun lalu, FBI menyatakan telah menangkap para pembuat virus tersebut dalam sebuah operasi yang diberi sandi Operation Ghost Click.
Meski para pembuat DNS Changer—yang merupakan bagian dari perusahaan kriminal Rove Digital—telah ditangkap, hasil karya mereka masih menempel di ratusan ribu komputer di seluruh dunia.
Thomas Grasso, penasihat kejahatan dunia maya di FBI, menyarankan agar setiap komputer yang dipakai diperiksa apakah tertular virus itu atau tidak. Jika iya, disarankan untuk diperbaiki.
Untuk membantu para pengguna Internet di mana pun, para ahli keamanan jaringan dari Georgia Tech membuat situs http://www.dcwg.org/ untuk mendeteksi dan memperbaiki komputer yang terjangkiti virus DNS Changer.
Komputer yang terserang DNS Changer disarankan untuk memasang program antivirus, seperti McAfee Stinger atau Norton Power Eraser. Keduanya bisa menyembuhkan.
Menurut Steven Luis, menyembuhkan secara dini lebih mudah dan murah ketimbang harus memperbaikinya. Tapi, bila akses Internet telanjur mati, ia menyarankan untuk menghubungi perusahaan penyedia layanan jasa Internet.
UBERGIZMO | MIAMIHERALD | FIRMAN
Berita Terkait
5 Alasan Anda Layak Jadi Korban Kiamat Internet
Bose, Penemu Separuh Partikel Tuhan
Twitter Rilis Permintaan Data Pemerintah
Ada Ikon Pernikahan Sesama Jenis di Facebook
Twitter Harus Buka Data Aktivis Occupy WallStreet
Gara-Gara Detik Kabisat, Berbagai Situs Terkapar
Yahoo! Koprol Tutup 28 Agustus