TEMPO.CO, Malang - Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) diusulkan ditutup selama dua bulan. "Tujuan utamanya recovery (pemulihan) bagi sumber daya alam, sekaligus menjadi kesempatan bagi kami untuk melakukan pembersihan sampah dan pembenahan fasilitas," kata Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar TNBTS, Emy Endah Suwarni, kepada Tempo, Rabu, 11 Juli 2012.
Waktu penutupan, menurut dia, ditetapkan pada masa sepi pengunjung. Itu dilakukan agar tidak merugikan pendapatan masyarakat yang bergantung pada kegiatan pariwisata dalam TNBTS, utamanya obyek wisata Gunung Bromo. Berdasarkan data pengunjung, Maret-April menjadi masa sepi, dengan rata-rata pengunjung berjumlah 3.000 sampai 5.000 orang.
Baca Juga:
Sebelum ditutup, TNBTS akan melakukan sosialisasi luas ke publik, terutama untuk mengantisipasi kedatangan pengunjung dari luar kota atau luar negeri supaya mereka tidak kecewa. Emy optimistis usulan itu bisa terwujud dan didukung oleh masyarakat, baik turis maupun para pendaki.
Selama kegiatan wisata di dalam kawasan TNBTS ditutup, pengunjung dapat diberikan alternatif kegiatan wisata di desa sekitar kawasan taman nasional. "Atau mengadakan pertunjukan khusus, seperti beberapa waktu yang lalu ada pertunjukan Jazz Gunung."
Namun, untuk obyek wisata di puncak Gunung Penanjakan, Emy mengusulkan tidak ditutup sama sekali. Tapi jumlah pengunjung dibatasi berdasarkan kuota. Itu demi kenyamanan menikmati keindahan matahari terbit.
Sebagai gambaran, jumlah pengunjung ke Bromo sepanjang Mei tercatat 80.529 turis domestik dan 6.681 turis asing. Total jumlah pengunjung TNBTS sepanjang Januari-Juni 2012 sebanyak 112.003 orang.
ABDI PURMONO