Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga Kwamki Tuntut Bupati Mundur  

image-gnews
REUTERS/Muhammad Yamin
REUTERS/Muhammad Yamin
Iklan

TEMPO.CO, Timika - Perang panah antarwarga di Kwamki Lama, Timika, Papua, pada sore ini belum dapat dihentikan. Sedikitnya 39 warga di kedua kampung yang bertikai menderita luka. Akibat konflik yang berlarut, sekelompok warga melakukan aksi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Timika dan menuntut Bupati Mimika, Klemen Tinal, mundur.

Pada Kamis, 12 Juli 2012 pagi, konflik dalam bentuk perang panah ini dimulai pukul 06.30 waktu Papua, di Jalan Kanguru dan halaman depan kantor Persiapan Distrik Kwamki Naraman (Lama). Sebanyak 50 lelaki bersenjata panah dari Kampung Harapan melepaskan anak panah ke kerumunan warga Kampung Amole, di halaman Gereja Kingmi Yerusalem, Kampung Amole. Aksi perang panah pun tak dapat dihindari.

Pada pukul 09.00 waktu Papua, sebanyak 300-an orang dari Satuan Pemukiman 2 dan Satuan Pemukiman 3 bergabung ke kelompok warga Kampung Amole. Jumlah massa yang terlibat konflik makin besar. Akibat konflik pada Kamis siang, sebanyak 39 orang terluka terkena panah. Sebelumnya pada Rabu sebanyak 51 warga terluka kena panah.

Sejak konflik terjadi sudah enam orang tewas, sedangkan ratusan warga terluka dan dirawat di dua rumah sakit yang berbeda. Adapun di Kota Timika, puluhan warga Amungme menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Mimika.

Warga yang dipimpin Kepala Kampung Kadun Jaya, Daniel Tabuni, menuntut Bupati Mimika, Klemen Tinal, bertanggung-jawab atas konflik antarwarga di Kwamki Lama. Puluhan warga Amungme ini diterima anggota Dewan yang terdiri atas Allo Rafra, Yanes Natkime, Felas Gwijangge, dan Karel Gwijangge.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Bupati Klemen Tinal harus turun sendiri ke Kwamki Lama tanpa perwakilan karena masyarakat yang berperang adalah masyarakat Bupati punya. Bupati harus malu. Sudah berulangkali lakukan patah panah, tapi konflik masih terjadi,” kata Daniel.

Menurut Daniel, selama Klemen Tinal memimpin Mimika, konflik antarwarga selalu terjadi di Kwamki Lama. Di hadapan anggota Dewan, Daniel menegaskan akan mengumpulkan semua kepala kampung dan mendirikan tenda di halaman DPRD Mimika. “Kita akan berkumpul di sini, menunggu Bupati. Kenapa orang lain yang datang bikin kacau terus,” kata Daniel.

Daniel juga menuntut agar Bupati Mimika, Klemen Tinal, diturunkan dari jabatannya apabila tidak mampu menyelesaikan konflik di Kwamki Lama. Daniel juga meminta anggota Dewan mengusut pihak-pihak di belakang konflik antarwarga di Kwamki Lama.

TJAHJONO EP

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.


Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Bupati Tolikara, Usman G. Wanimbo,SE,M.Si, memberikan bantuan modal usaha Rp. 30 juta kepada para pendagang korban peristiwa kebakaran 17 Juli 2015 di Karubaga, Papua. ISTIMEWA
Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.


Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.


Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.


Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan musala pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Lokasi musala itu berada di kompleks Koramil Karubaga. Musala tersebut berukuran 12 x 7 meter persegi. Derwes Jigwa
Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.


Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah kios (ruki) pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Ada 85 ruki yang dibangun. Rinciannya, 65 ruki untuk pedagang korban pembakaran, 12 ruki untuk korban penembakan, dan 8 ruki untuk pemilik lahan tempat berdirinya kompleks ruki (status lahan itu adalah lahan ulayat). Derwes Jigwa
Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.


Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.


Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Para korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu. Mereka rata-rata menderita luka tembak di bagian kaki dan tangan terkena serphan peluru. Dari 11 orang yang jadi korban tertembak, ada enam yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dok 2 Kota Jayapura, Papua, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.


Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Suasana kawasan pertokoan yang kembali dibuka di kota Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, beberapa hari pasca kerusuhan Lebaran, 23 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).


Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Warga Papua menjual koran sambil membaca berita tentang situasi di Tolikara. Mereka menjajakan koran di Terminal Kedatangan, Bandara Sentani, Jayapura, 20 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.