TEMPO.CO, Timika - Perang panah antarwarga di Kwamki Lama, Timika, Papua, pada sore ini belum dapat dihentikan. Sedikitnya 39 warga di kedua kampung yang bertikai menderita luka. Akibat konflik yang berlarut, sekelompok warga melakukan aksi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Timika dan menuntut Bupati Mimika, Klemen Tinal, mundur.
Pada Kamis, 12 Juli 2012 pagi, konflik dalam bentuk perang panah ini dimulai pukul 06.30 waktu Papua, di Jalan Kanguru dan halaman depan kantor Persiapan Distrik Kwamki Naraman (Lama). Sebanyak 50 lelaki bersenjata panah dari Kampung Harapan melepaskan anak panah ke kerumunan warga Kampung Amole, di halaman Gereja Kingmi Yerusalem, Kampung Amole. Aksi perang panah pun tak dapat dihindari.
Pada pukul 09.00 waktu Papua, sebanyak 300-an orang dari Satuan Pemukiman 2 dan Satuan Pemukiman 3 bergabung ke kelompok warga Kampung Amole. Jumlah massa yang terlibat konflik makin besar. Akibat konflik pada Kamis siang, sebanyak 39 orang terluka terkena panah. Sebelumnya pada Rabu sebanyak 51 warga terluka kena panah.
Sejak konflik terjadi sudah enam orang tewas, sedangkan ratusan warga terluka dan dirawat di dua rumah sakit yang berbeda. Adapun di Kota Timika, puluhan warga Amungme menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Mimika.
Warga yang dipimpin Kepala Kampung Kadun Jaya, Daniel Tabuni, menuntut Bupati Mimika, Klemen Tinal, bertanggung-jawab atas konflik antarwarga di Kwamki Lama. Puluhan warga Amungme ini diterima anggota Dewan yang terdiri atas Allo Rafra, Yanes Natkime, Felas Gwijangge, dan Karel Gwijangge.
Baca Juga:
“Bupati Klemen Tinal harus turun sendiri ke Kwamki Lama tanpa perwakilan karena masyarakat yang berperang adalah masyarakat Bupati punya. Bupati harus malu. Sudah berulangkali lakukan patah panah, tapi konflik masih terjadi,” kata Daniel.
Menurut Daniel, selama Klemen Tinal memimpin Mimika, konflik antarwarga selalu terjadi di Kwamki Lama. Di hadapan anggota Dewan, Daniel menegaskan akan mengumpulkan semua kepala kampung dan mendirikan tenda di halaman DPRD Mimika. “Kita akan berkumpul di sini, menunggu Bupati. Kenapa orang lain yang datang bikin kacau terus,” kata Daniel.
Daniel juga menuntut agar Bupati Mimika, Klemen Tinal, diturunkan dari jabatannya apabila tidak mampu menyelesaikan konflik di Kwamki Lama. Daniel juga meminta anggota Dewan mengusut pihak-pihak di belakang konflik antarwarga di Kwamki Lama.
TJAHJONO EP