Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Anggrek Jenis Baru dari Gunung Kinabalu  

image-gnews
Dendrobium flos-wanua D.Metusala, P.OByrne & J.J.Wood dan Dendrobium dianae D.Metusala, P.OByrne & J.J.Wood. (Foto: LIPI)
Dendrobium flos-wanua D.Metusala, P.OByrne & J.J.Wood dan Dendrobium dianae D.Metusala, P.OByrne & J.J.Wood. (Foto: LIPI)
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan anggrek jenis baru di Gunung Kinabalu di Sabah, Malaysia.

Peneliti Kebun Raya Purwodadi LIPI, Destario Metusala, mengatakan anggrek yang tumbuh di ketinggian 4.095 meter dari permukaan laut itu sudah dipublikasikan di jurnal ilmiah Malesian Orchid Journal edisi Juni 2012.

Anggrek jenis baru ini menyandang nama Cleisocentron kinabaluense Metusala & J.J.Wood. Julukan atau ephitet “kinabaluense” yang menandakan lokasi asal spesimen anggrek itu.

“Ada empat marga Cleisocentron di Pulau Kalimantan yang sejauh ini seluruhnya terekam hanya dari kawasan Sabah (endemik Sabah), termasuk tiga di antaranya dapat ditemukan di Gunung Kinabalu (C. abasii, C. merrillianum, dan C. kinabaluense),” kata Destario kepada Tempo, Kamis, 12 Juli 2012.

Menurut Destario, anggrek jenis baru itu ditemukan dan dideskripsikan untuk pertama kalinya dari spesimen herbarium berumur 50 tahun yang tersimpan rapi di Herbarium Kew, Inggris. Destario tidak sengaja menemukannya saat melakukan observasi pada lebih dari 2.000 spesimen herbarium anggrek asal Sabah yang tersimpan di Herbarium Kew.

“Penemuan ini menjadi kejutan tersendiri bagi taksonom anggrek di Kew karena tidak menyangka masih ditemukan jenis baru dari kumpulan spesimen yang sebenarnya telah diobservasi berulang kali untuk pembuatan karya tulis ilmiah, buku flora, dan lain-lain,” kata Destario.

Spesimen jenis baru ini dikoleksi pada tahun 1961 dari dataran tinggi berketinggian dari 2.400 sampai 3 ribu meter. Semenjak itu, belum pernah diketemukan kembali baik itu koleksi hidup maupun koleksi herbariumnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anggrek Cleisocentron kinabaluense tumbuh secara epifit dan batangnya dapat meninggi 20 sentimeter. Kuntum bunga berukuran panjang 2,2 sampai 3 sentimeter dan dan lebar 1 sampai 1,2 sentimeter. Sedangkan dalam satu perbungaan tersusun atas 8-12 kuntum bunga. Secara morfologi, anggrek ini dekat dengan C. gokusingii dan C. merrillianum, tapi memiliki perbedaan, terutama pada kalus yang berada di pangkal bawah bibir bunganya yang menyerupai kantung, serta cuping samping bibir bunga yang tidak bertoreh.

Ia menjelaskan, Gunung Kinabalu dikenal sebagai salah satu pusat keragaman tumbuhan di kawasan Asia Tenggara. Eksplorasi dan observasi secara intensif telah dilakukan lebih dari seratus tahun silam. Selain mempunyai kekayaan jenis yang melimpah, kawasan itu juga dikenal memiliki tingkat endemisitas yang tinggi.

Kajian taksonomi anggrek mengungkapkan bahwa di Gunung Kinabalu terdapat sekitar 726 taksa anggrek yang terbagi dalam 134 marga. Sekitar 25 persen di antaranya merupakan endemik Sabah dan lebih dari 46 persen merupakan endemik Pulau Borneo (Kalimantan).

Sehubungan penemuan anggrek jenis baru oleh peneliti LIPI, Destario sangat mengharapkan pemerintah membantu peningkatan laju penelitian tentang kajian dasar keragaman hayati sebelum terdegradasi oleh laju konversi hutan yang sangat cepat.

ABDI PURMONO

Berita terpopuler lainnya:
Mengapa Jokowi Bisa Memutarbalikkan Hasil Survei
Saling Sindir Joko Widodo dan Fauzi Bowo

Pembantu Indonesia Jadi Miliarder

Mega : Soal Koalisi Bukan Urusan Jokowi

Ahok Samakan Jokowi dengan Ahmadinejad

Rahasia Jokowi di Masa Kecil

Ini Kunci Keunggulan ''Sementara'' Jokowi  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

23 Agustus 2023

Logo Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). (lipi.go.id)
LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

Awal pembentukan LIPI pada 1967 dimulai dengan peleburan lembaga-lembaga ilmiah yang lebih dulu didirikan.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.