TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat Nurhayati Ali Assegaf mengatakan kekalahan calon yang diusung Partai Demokrat dalam putaran pertama Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta tidak hanya terjadi karena kelemahan mesin partai. Namun juga karena faktor eksternal, seperti libur musim sekolah, yang menyebabkan banyaknya pemilih Jakarta yang berada di luar kota.
Berdasarkan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei, seperti Lingkaran Survei Indonesia dan Lembaga Survei Indonesia, pasangan yang diusung Demokrat, Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli, hanya berada di urutan kedua dengan suara sekitar 34,18 persen. Adapun pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama mengantongi 43,04 persen suara.
Padahal, sebelum pilkada berlangsung, Foke, sapaan Fauzi Bowo, yakin akan menang dalam satu putaran. "Hasil ini tentu membuat kami semua lebih waspada," kata Nurhayati di kompleks gedung DPR, Senayan, Kamis, 12 Juli 2012.
Menurut Nurhayati, keyakinan Foke untuk menang satu putaran sebenarnya hanya strategi untuk menyemangati mesin partai. Namun, secara riil, kata dia, tim Foke-Nara sebenarnya sejak awal sudah menyiapkan skenario untuk putaran pertama dan kedua.
Karena itu, menghadapi pilkada putaran kedua, Nurhayati menyarankan DPP Demokrat membangun koalisi yang lebih luas. "Sudah menjadi keniscayaan kami butuh koalisi dan kami tidak menutup kemungkinan berkoalisi dengan salah satu pasangan yang kalah putaran pertama." Hanya, menurut dia, untuk koalisi sepenuhnya diserahkan pada partai.
Nurhayati berharap, menghadapi pilkada putaran kedua, mesin partai bisa bekerja lebih keras. Dia juga mengingatkan pentingnya meningkatkan soliditas di internal partai. "Partai harus lebih antisipatif menghadapi kemungkinan sebelum pemilihan putaran kedua digelar."
IRA GUSLINA SUFA
Berita Terpopuler Lainnya:
Membaca Taktik Umpan Pendek Ala Jokowi
Ahok Samakan Jokowi dengan Ahmadinejad
Mega: Soal Koalisi bukan Urusan Jokowi.
Fauzi Bowo Siap Ladeni Jokowi di Putaran Kedua
Foke Kalah Karena Terlalu Agresif