TEMPO.CO, Jakarta - Regu penggalang putera Kwartir Daerah Yogyakarta dan penggalang puteri Kwartir Daerah Jawa Barat meraih juara pertama (Berprestasi Tinggi) pada Lomba Tingkat Regu Pramuka Penggalang Nasional 2012. “Semoga ini jadi ibadah dan tidak membuat kami sombong,” kata Gilang Ramadhan, ketua regu Garuda dari Yogyakarta.
Regu Melati dari Jawa Barat bersyukur terhadap prestasi yang diraih. Penghargaan ini, kata ketua regu, memotivasi anggotanya untuk makin aktif di Gerakan Pramuka. Pengumuman pemenang dilakukan saat upacara penutupan lomba di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta Timur pada Jumat (13/7).
Juara kedua (Berprestasi Baik) untuk kelompok putera adalah regu dari Kwarda Jawa Barat dan juara ketiga (Berprestasi Cukup) diraih Kwarda Jawa Tengah. Untuk kelompok puteri, juara kedua (Berprestasi Baik) direbut regu Kwarda Jawa Tengah dan juara ketiga (Berprestasi Cukup) oleh adik-adik dari regu penggalang Kwarda Banten.
Lomba tingkat nasional yang diselenggarakan lima tahun sekali itu dimulai pada Ahad (7/7) lalu. Peserta lomba adalah penggalang atau peserta didik pramuka yang berusia 11-15 tahun. Ada 33 regu putera dan 33 regu puteri utusan kwartir daerah (provinsi) di Tanah Air. Mereka adalah juara pertama lomba tingkat regu di masing-masing kwartir daerah.
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar mengucapkan selamat kepada para pemenang. “Kegiatan ini merupakan bentuk sinergitas antar regu.” Azrul berharap adik-adik pramuka menyebarkan pengalamannya kepada rekan-rekan di gugus depan dan kwartir ranting.
Lomba tingkat nasional kali ini mengambil tema “Kokohkan Persatuan dan Tingkatkan Prestasi Menuju Kemandirian.” Selama sepekan, tiap regu mengikuti 46 mata lomba dengan tiga lokasi kegiatan, di Cibubur, Taman Mini Indonesia Indah (Jakarta Timur), dan Taman Wisata Alam Gunung Pancar, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat.
Kegiatan di Gunung Pancar pada hari keempat, merupakan yang paling menantang. Tiap regu melakukan penjelajahan dan pendakian selama 6 jam yang dimulai pukul 09.00 WIB. Mereka berhenti di enam pos kegiatan untuk mengikuti keterampilan kompas, peta pita, peta topografi, survival, halang rintang, semboyan dan isyarat, sandi, menaksir, sketsa panorama dan KIM (menggunakan kemampuan inderanya untuk mengingat, mencium dan meraba).
Sesampai di pos terakhir, mereka memasak rimba dan bivak atau tidur di tenda darurat. Sebelum tidur, diadakan forum penggalang dengan tema bagaimana meningkatkan prestasi dalam gugus depan. Untuk penggalang putera, temanya adalah bagaimana menjaga dan merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peserta juga melakukan penjelajahan pada keesokan harinya di Gunung Pancar. Ada dua pos kegiatan yaitu lomba Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), tali temali, sejarah perjuangan bangsa, mengenal penyelenggaraan negara, mengenal negara-negara ASEAN dan mengenal tanaman.
Di Taman Mini Indonesia Indah, peserta melakukan jelajah budaya dari tiap anjungan provinsi yang ada di lokasi ini. Pada sore hari tiap pasukan (4 regu) karnaval mengenakan pakaian daerah masing-masing, mengitari Taman Mini Indonesia Indah. Pada malam terakhir, panitia menggelar api unggun.
UNTUNG WIDYANTO