TEMPO.CO, Surabaya -Operasi pasar bahan kebutuhan pokok murah yang digelar serentak di 38 kota/kabupaten di Jawa Timur pada Jumat, 13 Juli 2012 oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat diwarnai oleh aksi ambil untung beberapa warga. Warga didapati membeli berkali-kali di operasi pasar untuk dijual kembali dengan harga yang lebih mahal.
Operasi pasar ini dilakukan oleh Disperindag Jatim untuk menekan lonjakan harga sejumlah kebutuhan bahan makanan pokok dipasaran dan mengurangi beban masyarakat untuk konsumsi jelang puasa Ramadhan.
Baca Juga:
Di Surabaya, operasi pasar di empat lokasi. Pantauan di Pasar Wonokromo, seorang perempuan dan beberapa warga kedapatan membeli minyak goreng berkali-kali saat operasi pasar digelar.
"Ya untuk dijual kembali, selisih harga minyak goreng lumayan besar. Tidak tahu kalau ada pembatasan," kata perempuan tersebut malu-malu dan enggan menyebutkan namanya. Awalnya ia membeli minyak goreng berkali-kali, namun kemudian berhenti setelah dilarang petugas.
Harga minyak goreng sendiri disubsidi Rp 2 ribu per kilogram, sehingga dijual ke konsumen dengan harga Rp 9 ribu per kilogram. Dibandingkan harga minyak goreng dipasaran yaitu sebesar Rp 12 ribu hingga Rp 13 ribu per kilogram, ini jauh lebih murah.
Selain minyak goreng, operasi pasar ini menjual empat komoditas lainnya yaitu gula, beras, cabe rawit dan bawang merah. Gula dijual seharga Rp 10.500 atau disubsidi Rp 750 per kilogram, sedangkan dipasaran saat ini harganya Rp 11 ribu - 12 ribu per kilogram. Beras dijual Rp 7,3 ribu per kilogram atau mendapat subsidi sebesar Rp 200 per kilogram. Yang harga dipasaran saat ini mencapai sebesar Rp 8,2 ribu per kilogram.
Sedangkan bawang merah dan cabe rawit masing-masing disubsidi Rp 2 ribu per kilogram sehingga harga bawang merah menjadi sebesar Rp 8 ribu per kilogram dan cabe rawit menjadi Rp 13,5 ribu per kilogram.
Kepala Disperindag Jatim, Budi Setiawan mengatakan komoditas yang dijual dalam operasi pasar ini untuk kebutuhan konsumsi bukan untuk dijual kembali. "Aksi ambil untung ini memang terjadi, dan kami juga menegur beberapa orang yang kedapatan membeli kembali," ujar dia.
Ia mengatakan setiap pembelian dibatasi dua kilogram sehingga tidak ada aksi borong. Tidak terjadi antrian yang panjang karena masih hari pertama. "Berbagai kendala mulai armada dan penyaluran masih terjadi pada hari pertama, mungkin besok lebih lancar," ujarnya.
Menurut dia respon masyarakat terhadap operasi pasar ini cukup antusias. Di Pacitan, Banyuwangi dan Surabaya kata dia penyerapan mencapai satu ton beras. "Saat ini kami masih mendata berapa besar penyerapannya ditiap kota dan kabupaten," katanya.
Operasi pasar yang digelar mulai Jumat, 13 Juli 2012 hingga tiga hari sebelum lebaran ini bekerjasama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), badan urusan logistik dan para distributor. Operasi pasar dilakukan dengan memberikan biaya subsidi transportasi untuk lima komoditas dengan anggaran sebesar Rp 12,5 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jatim.
DINI MAWUNTYAS/ROHMAN TAUFIQ