TEMPO.CO , Kuching: Kota Singkawang, sebagai salah satu peserta Rainforest World Craft Bazaar dari Kalimantan, mendapatkan apresiasi yang cukup memuaskan di Santubong, Malaysia. Melalui kerajinan keramik, turis mancanegara mengenal sebuah kota di Kalimantan Barat, yang banyak dipengaruhi kebudayaan Cina.
Iwan Setiawan, staf Dinas Pariwisata Kota Singkawang, Kalimantan Barat, mengatakan tahun ini adalah kali ketiga pihaknya ikut serta dalam Rainforest World Craft Bazaar, yang tergabung dalam kegiatan Rainforest World Music Festival 2012.
“Harapan besar kami, keikutsertaan di ajang internasional ini dapat mengenalkan potensi daerah Kota Singkawang ke masyarakat dunia,” kata Iwan.
Pada hari pertama Rainforest World Music Festival 2012, terhitung 20 pengunjung dari berbagai negara tertarik untuk mengikuti workshop pembuatan keramik Kalimantan, di antaranya pengunjung dari Perancis, Australia, Inggris, Spanyol, India, dan Malaysia.
Kebanyakan turis sangat mengagumi perpaduan unsur budaya di Kalimantan Barat, khususnya Kota Singkawang. Pradnya (23), warga Malaysia keturunan India, langsung mengenali bentuk naga yang tercetak pada keramik dari Kota Singkawang. “Jelas ini gambaran naga orang Cina, karena naga-naga yang digambarkan oleh orang Inggris atau Rusia, sangat berbeda dan khas,” katanya kepada Tempo.
Suhandi Tjung alias Abuy, seorang pengrajin yang dibawa Dinas Pariwisata Singkawang untuk menjadi mentor dalam workshop pembuatan keramik, memperlihatkan kepiawaiannya membuat keramik dalam berbagai bentuk. Mug, guci, bahkan tempat duduk diolahnya dari meja putar yang disaksikan langsung para pengunjung.
Iwan menambahkan, setelah keikutsertaan Kota Singkawang dalam ajang internasional ini, sedikit banyak berpengaruh pada kunjungan turis Eropa.
“Walau pengaruhnya tidak terlalu signifikan, karena untuk melihat efek promosi butuh waktu yang cukup lama,” tambahnya. Sebagai pembanding, pada 2011, sebanyak 200 turis Eropa telah berkunjung ke Kota Singkawang.
ASEANTY PAHLEVI