TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana membuka akademi komunitas setingkat D-1 atau D-2 di setiap kota atau kabupaten. Rencana ini untuk memberi peluang lulusan SMA/SMK atau yang sederajat agar bisa melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi.
"Lulusan SMA/SMK atau sederajat harus kita dorong supaya masuk perguruan tinggi," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Moh. Nuh di kantornya, Jumat malam, 13 Juli 2012. Ia mengatakan Indonesia membutuhkan SDM yang berkualitas ke depannya.
Menurut Nuh, pada tahun 2011, lulusan menengah atas usia 19-23 hanya 26 persen yang terserap masuk perguruan tinggi. Sisanya, 74 persen, tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Perguruan tinggi negeri, baik universitas, institut, mupun politeknik yang dikelola Kemendikbud berjumlah 90 instansi.
Nuh menjelaskan pembangunan PTN di kota maupun kabupaten tak harus berupa universitas atau institut, tetapi juga bisa setara D-1 atau D-2. "Anak-anak lulusan SMA tak perlu menunggu lama masuk perguruan tinggi," kata mantan Rektor ITS ini. Selain itu, ia berencana membangun universitas atau institut baru di berbagai daerah.
Untuk lulusan SMA yang ingin masuk perguruan tinggi, tetapi tidak ada biaya, Nuh mengatakan, ada solusinya. Berdasarkan Undang-Undang Perguruan Tinggi yang baru disahkan, Jumat, 13 Juli, setiap perguruan tinggi wajib memberi jatah bagi mahasiswa miskin minimal 20 persen dari kuota.
Nuh juga akan menggratiskan biaya masuk ujian bersama perguruan tinggi negeri untuk tahun 2013. Ia mengatakan jangan sampai tingginya biaya ujian masuk menghambat anak-anak kurang mampu untuk kuliah. Sedangkan urusan lulus atau tidak, kata Nuh, bergantung pada kemampuan akademis masing-masing calon mahasiswa.
SUNDARI
Berita Terpopuler
Tim Sukses Foke-Nara: Jangan Maling Teriak Maling
Bagaimana Cara Naik Taksi Mewah ini
Ini Strategi Foke-Nara di Putaran Kedua
13 Peristiwa Besar di ''Hari Sial'' Jumat 13
Papua Nugini Tangkap 29 Kanibal
Tebak Juara Babak Kedua Jokowi vs Foke
Foke: Apa Jokowi Tahu Nomor Telepon Saya?