TEMPO.CO , Jakarta:Penyanyi Vicky Shu selalu punya pertimbangan penting demi memutuskan kapan berbelanja baju dan sepatu. "Aku bukan tipe orang yang gila belanja. Aku belanja harus disesuaikan dengan menunjang kebutuhan bekerja atau manggung," kata pelantun lagu Mari Bercinta 2 ini ketika menjadi tamu untuk acara "Intermezzo" yang disiarkan di MNC TV beberapa waktu lalu.
Namun penyanyi berambut panjang ini mengaku bahagia atas momen yang sekarang menjadi kebanggaan masyarakat Ibu Kota dalam hal belanja. Melalui program Jakarta Great Sale (JGS) 2012, Vicky mengaku memberikan beragam penawaran dan alternatif belanja menarik untuk menunjang pekerjaannya.
Seperti halnya Vicky, artis Ayu Shinta berpendapat program JGS yang rutin digelar setiap tahun menjadi daya tarik tersendiri bagi gaya hidup masyarakat urban di Ibu Kota. "Program ini memberikan sesuatu yang berbeda dan alternatif dari event serupa yang sudah mapan yang berada di negara tetangga, Singapura," kata Ayu.
Pemeran sinetron Bekisar Merah ini menyebut JGS sebagai pesta belanja di Ibu Kota yang semakin diminati masyarakat bukan hanya dari Jakarta, tapi juga dari luar Jakarta.
Adapun Handaka Santosa, ketua panitia JGS 2012, menjelaskan bahwa program ini memicu berbagai pusat belanja untuk terus berinovasi demi menarik minat masyarakat berkunjung dan belanja. Handaka mengatakan program tersebut berlangsung pada pertengahan Juni hingga akhir Juli. Program itu menyertakan 73 unit pusat belanja dengan target omzet senilai Rp 10 triliun. "Puncaknya akan terjadi ketika liburan sekolah di akhir Juni dan Juli," katanya sambil memerinci unit pusat belanja, yaitu Arion, Blok M Square, Central Park, Cilandak Town Square, Pasar Baru, Gandaria, dan sebagainya.
Baca Juga:
Menurut Handaka, JGS sebagai pesta belanja Ibu Kota mendapat animo yang tinggi dari masyarakat. "JGS sebagai wisata belanja yang memang ramai dikunjungi, terutama pada akhir pekan."
Stefanus Ridwan, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), memprediksi jumlah kunjungan masyarakat ke pusat belanja bisa naik sekitar 20 persen selama JGS berlangsung. "Ada mal yang kunjungannya mencapai 40 ribu orang per hari saat hari kerja. Saat akhir pekan, kunjungannya mencapai 70 ribu orang per hari. JGS cukup efektif meningkatkan pengunjung mal," ujarnya.
Stefanus melihat konsumsi masyarakat yang masih kuat menjadi salah satu penopang pertumbuhan industri, termasuk pusat belanja. Dia menyebutkan penelitian APPBI, bahwa pusat belanja yang kian tumbuh pesat akan berdampak positif bagi warga sekitar mal. "Kalau mal-nya ramai, masyarakat sekitar juga akan merasakan imbasnya," ujarnya. JGS menjadi media untuk memperbesar penyerapan produk lokal atau barang yang diproduksi di dalam negeri.
Pusat belanja Gandaria City, Jakarta Selatan, salah satu mal yang ikut JGS, membuat Madagascar's 3 Europe Most Wanted. Dengan memanfaatkan momen liburan sekolah, mal ini memberikan wisata belanja dan pertunjukan yang terinspirasi dari film Madagaskar 3 dan euforia penyelenggaraan Piala Eropa 2012.
Artis cilik Amel Carla, yang datang ke Gandaria City, mengaku senang dengan acara yang menjadi bagian dari JGS 2012 ini. "Amel senang Jakarta punya wisata belanja begini. Dulu harus ke Singapura, sekarang setiap mal punya tema mendukung program ini," ujarnya.
Prita Ghozie, penasihat keuangan sekaligus pengamat belanja, memberikan acungan jempol terhadap program ini. Selain menjadi alternatif wisata belanja di Tanah Air, masyarakat memiliki kebanggaan dan kepuasan tersendiri dalam mendapatkan produk lokal dan asing di kandang sendiri. "Kalau di Singapura, ada keterbatasan karena tempatnya bukan di Indonesia. Di sini terbuka kesempatan, ruang, dan waktu luas untuk mengeksplorasikan diri dalam hal berbelanja," ujarnya.
HADRIANI P
Berita Terpopuler
Vaksin Anti Diabetes dari Mahasiswa Malang
Hewan Peliharaan Bikin Bayi Lebih Sehat
Manfaat Kedelai bagi Penderita Diabetes
Saat Stres, Dua dari Tiga Orang Pilih Mabuk
Resep Panjang Umur Ala Tikus
Tambah Gendut Bisa Sebabkan Nyeri Lutut
Ayo, Desain Ruang Bermain Anak