TEMPO.CO, Sleman - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menyatakan terdapat 52 peserta seleksi Program Internasional Fakultas Kedokteran 2012 UGM yang tidak boleh mengikuti seleksi masuk sebagai mahasiswa di UGM pada kesempatan mendatang.
Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Titi Savitri Prihatiningsih, mengatakan mereka diketahui telah melakukan kecurangan dengan menggunakan jasa joki untuk menjawab soal-soal seleksi pada ujian pertama yang berlangsung 13 Juli lalu. “Mereka dipastikan tidak bisa mengikuti ujian lagi di UGM,” kata Titi di ruang rapat pimpinan UGM, Senin, 16 Juli 2012.
Meskipun tidak diperbolehkan mengikuti tes seleksi di UGM, Titi akan mendampingi mereka untuk bisa melanjutkan kuliah di perguruan tinggi lain. Hal yang sama juga dikemukakan Rektor UGM, Pratikno, yang akan mengumumkan nasib 52 peserta seleksi tersebut sebelum pengumuman pada seleksi. “Nanti kami umumkan, meskipun saat ini dipastikan mereka gugur,” kata Pratikno.
Titi menambahkan, Fakultas Kedokteran UGM akan membantu melakukan recovery terhadap 52 peserta seleksi yang diketahui melakukan kecurangan tersebut. Saat menjalani pemeriksaan di Kepolisian Resor Sleman pada 13 Juli dari pukul 16.00-04.00 pagi, 52 perserta yang diduga curang itu ditunggui petugas dari fakultas.
Mereka, kata Titi, juga diantar sampai ke rumah dan kos masing-masing. Bahkan pihak fakultas juga melakukan pendampingan terhadap peserta yang mengalami syok dan depresi akibat peristiwa itu.
“Mereka ada yang menangis, diam, dan tertawa-tawa saat di Polres. Ini, kan, perlu ditangani,” kata Titi.
Selama proses pemulihan tersebut, pihak fakultas akan merahasiakan identitas peserta kepada umum. “Supaya mereka tidak terus terpuruk. Bagaimana pun mereka punya masa depan,” ujarnya.
Kasus perjokian tersebut terungkap pada hari pertama seleksi pada 13 Juli lalu. Sebanyak 53 orang ditangkap pihak pengawas ujian. Namun hanya 43 yang dibawa ke Polres Sleman untuk diperiksa terkait dugaan pelanggaran tindak pidana.
Hasilnya, satu orang peserta ujian bernama Irwin Suharry kelahiran 1984 ditetapkan sebagai tersangka karena diketahui memalsukan identitas. Sedangkan 42 peserta lainnya diserahkan kembali kepada pihak UGM karena terkait pelanggaran peraturan tata tertib ujian. "Kami akan bentuk tim pencari fakta untuk mengungkap kasus ini. Siapa tahu ini jaringan," kata Pratikno.
Pada seleksi ujian masuk tahun depan tidak menutup kemungkinan pihak UGM akan menggunakan metal detector untuk memeriksa peserta yang akan masuk ke dalam ruang ujian.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi-Ahok Diserang Kampanye SARA
Jokowi Hanya Punya Rp 15 Juta untuk ''Mengebom''
Berkah Jokowi Cium Tangan Taufiq Kiemas
SBY Minta Sutiyoso Bantu Foke
Anas Urbaningrum Pakai Kaos Masdem
Dahlan Iskan: Semua Direksi Sarinah Perempuan