TEMPO.CO, Yogyakarta - Raja Keraton, yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyatakan dirinya tak keberatan jika harus bersih dari segala atribut partai demi terealisasinya Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesitimewaan Yogyakarta yang kini memasuki babak akhir.
"Saya bersedia. Itu memang sudah lama disampaikan dan tidak ada masalah jika saya tidak berpartai lagi,” kata mantan anggota Dewan Penasihat DPP Golkar itu, Senin 16 Juli 2012.
Permintaan Sultan dan Pakualaman itu sebelumnya dilontarkan kalangan Dewan Perwakilan Rakyat. Desakan itu mengingat keberadaan Sultan HB X dan Pakualaman IX kini sudah melekat dengan status keistimewaan Yogyakarta, sehingga keduanya harus menjadi netral dan milik semua kelompok.
“Khawatirnya kalau masih jadi partisan, nanti berpihak, ada konflik kepentingan di situ dengan status yang ada. Kan sudah disepakati dengan pengukuhan (penetapan lima tahunan), jadi harusnya nonpartisan,” kata Wakil Ketua Komisi II DPR RI Ganjar Pranowo.
Politikus PDIP itu menilai jika Sultan dan Pakualaman berpolitik, maka mudah terseret untuk mementingkan golongan atau partainya saja dengan status yang sudah dimiliki. Meski demikian Ganjar menuturkan tak masalah jika Sultan atau Pakaulaman terlibat dalam pemilihan presiden.
Meski rela melepas pakaian partainya, menurut Sultan, hal itu tidak melanggar hak asasinya sebagai warga negara. Soal mekanisme pelepasannya atas partai itu, Sultan berharap tak perlu sampai harus masuk dalam poin pasal-pasal RUUK. “Kalau seperti itu cukup dengan konvensi kesepakatan,” kata dia.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Golkar DI Yogyakarta Baroto Hartoto menuturkan partainya tak masalah jika Sultan HB X yang selama ini tercatat sebagai kader meninggalkan Golkar demi RUU Keistimewaan DI Yogyakarta.
“Kami (Golkar) pun tak pernah mengikat Sultan atau Pakualaman dengan kontrak khusus terkait dengan dukungan RUUK. Apa pun status Sultan (keluar atau tidak), Golkar tetap perjuangkan RUU Keistimewaan DI Yogyakarta,” kata Baroto.
PRIBADI WICAKSONO
Berita terpopuler lainnya:
Diserang isu SARA, Pengusung Jokowi-Ahok Senang
Mahasiswi UI yang Hilang Ternyata Tidur di Warnet
Begini Cara Neneng Kenakan Baju Tahanan KPK
Djoko Candra Jadi Warga Negara Papua Nugini
Mahasiswi UI yang Hilang Jalin Cinta Terlarang
Demokrat: Isu SARA Tak Bakal Laku