Jelang Arus Mudik, NTB Kebut Jalan Rusak

Jalan rusak akibat aktivitas tambang ilegal di Sekotong Lombok Barat. TEMPO/Supriyantho Kahfid.
Jalan rusak akibat aktivitas tambang ilegal di Sekotong Lombok Barat. TEMPO/Supriyantho Kahfid.

TEMPO.CO, Mataram - Menjelang arus mudik Lebaran 1433 Hijriah, lintasan Jalan Raya Sumbawa–Dompu sepanjang 12 kilometer masih dalam kondisi penyelesaian konstruksi. Selama ini dua ruas Jalan Empang-Plampang dan Nangatumpu–Dompu itu sangat mengganggu arus transportasi karena mengalami kerusakan parah.

Kepala Dinas Perhubungan dan Komunikasi Informasi Nusa Tenggara Barat, Ridwan Syah, menjelaskan lintas Sumbawa–Dompu itu sekarang sedang dalam tahap finishing. "Sesuai janji Dinas Pekerjaan Umum, memang paling lambat Oktober selesai,’’ kata Ridwan kepada Tempo.

Di Nusa Tenggara Barat, jalan nasional mencapai 600 kilometer dan jalan provinsi sepanjang 1.700 kilometer. Perjalanan darat didukung oleh penyeberangan yang semula 13 unit kapal feri menjadi 15 unit. Juga bis antarkota-antarprovinsi (AKAP) dan antarkota dalam provinsi (AKDP) yang terpakai memiliki cadangan hingga 40 persen.

Arus mudik dan balik Lebaran 1433 H ke Lombok dan sekitarnya diperkirakan akan meningkat hingga 20 persen. Jalan darat melalui penyeberangan Bali-Lombok diperkirakan tidak masalah karena bis malam yang tersedia diperhitungkan lebih. Sedangkan angkutan udara diperkirakan akan mengalami masalah karena keterbatasan jadwal penerbangan maskapai Garuda, Lion Air, dan Merpati.

Jika tahun lalu sehari mencapai 2.800 orang, maka tahun ini bisa mencapai lebih dari 3.000 orang. "Angkutan udara akan mengalami masalah krusial," ujarnya. Karena itu, ia meminta adanya penerbangan ekstra dari Jakarta, Surabaya, dan Denpasar ke Lombok.

Rata-rata maskapai hanya memiliki jadwal Jakarta–Lombok dua kali sehari. Sedangkan Surabaya–Lombok, yang dilayani oleh Wings Air, menggunakan pesawat ATR yang kapasitas angkutnya hanya 64 dan 74 orang. Batavia Air yang rutenya Jakarta–Surabaya–Lombok menggunakan B 737–400.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum NTB, Dwi Sugiyanto, menjelaskan tahun ini NTB memperoleh alokasi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sekitar Rp200 miliar untuk jalan akses nasional sejauh 60 kilometer di Lombok dan Sumbawa. Ruas jalan akses nasional itu, antara lain dari Ampenan di Mataram hingga Senggigi Lombok Barat, Penujak hingga Kuta dan Teluk Awang di Lombok Tengah, serta ruas jalan dari Hu'u hingga kawasan pantai Lakey di Kabupaten Dompu.

Sampai akhir 2011, kemantapan jalan nasional di wilayah NTB 438,65 kilometer atau 72,88 persen dari total panjang jalan nasional, yakni 601,83 kilometer, kondisinya baik dan 38,20 kilometer (6,35 persen) kondisi sedang. Jalan nasional yang dalam kondisi rusak ringan sepanjang 59,41 (9,87 persen) dan 65,59 kilometer (10,90 persen) dalam kondisi rusak berat.

Kemantapan jalan provinsi di wilayah NTB 551,28 kilometer (29,92 persen) dari total panjang jalan provinsi yang mencapai 1.842,33 kilometer, berada dalam kondisi baik. Jalan provinsi sepanjang 296,95 kilometer (16,12 persen) kondisinya mantap sedang. Selebihnya, 381,65 kilometer (20,72 persen) jalan provinsi berada dalam kondisi rusak ringan dan 467,75 kilometer (25,39 persen) dalam kondisi rusak berat, 144,70 kilometer (7,89 persen) dalam kondisi buntu.

SUPRIYANTHO KHAFID