TEMPO.CO, Jakarta - Meningkatnya kekhawatiran atas perlambatan global serta redupnya harapan adanya pelonggaran moneter Amerika Serikat (AS) menahan apresiasi rupiah lebih jauh.
Di transaksi pasar uang hari ini, Rabu, 18 Juli 2012, rupiah ditutup menguat tipis 4 poin (0,04 persen) menjadi 9.452 per dolar AS. Pergerakan rupiah cenderung negatif di kisaran Rp 9.440-9.480 sebelum akhirnya penjagaan Bank Indonesia berhasil menggiring rupiah agar tidak terdepresiasi di kisaran 9.450-an per dolar AS.
Analis dari Treasury Research Bank BNI, Nurul Eti Nurbaeiti, mengatakan pasar masih kecewa pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), Ben Bernanke, yang belum memberikan sinyal untuk mengeluarkan kebijakan pelonggaran moneter ketiga (QE3). “Imbasnya langsung terlihat dari indikasi lesunya mata uang regional, termasuk rupiah.”
Di pasar uang global, sebagian besar mata uang Eropa dan Asia cenderung melemah. Mata uang tunggal Eropa, euro, masih berkutat di kisaran US$ 1,22, sedangkan poundsterling ada di kisaran US$ 1,56.
Selain itu, dirilisnya data pengangguran Inggris yang turun menjadi 8,1 persen dari posisi sebelumnya 8,2 persen tidak mampu menjadi katalis positif bagi mata uang regional. Namun angka ini masih mengecewakan karena seharusnya angka pengangguran Inggris ada di kisaran 5-6 persen. Ini menunjukkan resesi ekonomi di Uni Eropa tidak hanya melanda negara kecil, tapi juga negara yang selama ini dikenal sebagai negara maju.
Sentimen yang membuat rupiah terapresiasi justru datang dari dalam negeri. Hasil lelang Surat Utang Negata (SUN) yang cukup positif, masih adanya aliran dana asing di pasar modal, dan faktor penjagaan Bank Indonesia menopang penguatan rupiah. “Ini didorong penilaian Moody’s beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa Indonesia masih menjadi tempat yang stabil untuk berinvestasi,” tuturnya.
Sampai pukul 16.00 WIB, dolar AS masih perkasa dibandingkan enam mata uang rival utamanya. Indeks dolar AS menguat 0,04 poin (0,06 persen) ke 83,08. Euro melemah 0,0009 poin (0,07 persen) menjadi US$ 1,2285, pound sterling melemah 0,0027 (0,17 persen) di US$ 1,5627, dan Swiss franc turun 0,0006 poin (0,06 persen) ke 0,9776 per dolar AS.
Mata uang Asia cenderung melemah. Dolar Hong Kong melemah 0,0007 poin (0,01 persen) ke 7,7570 per dolar AS, dolar Singapura turun 0,002 poin (0,02 persen) ke 1,2605, serta ringgit melemah 0,0027 poin (0,09 persen) ke 3,1585. Di lain pihak, yen menguat 0,02 poin (0,03 persen) menjadi 79,04 per dolar AS.
PDAT | M. AZHAR