TEMPO.CO, Jakarta - Nama Habibie Afsyah semakin berkibar setelah dirinya muncul dalam berbagai acara talkshow yang digelar diadakan berbagai stasiun televisi, salah satunya adalah sebagai bintang tamu dalam acara Kick Andy yang disiarkan stasiun televisi MetroTV.
Habibie, "Suhu Internet Marketer", mendapat Danamon Award dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) sebagai pejuang kesejahteraan Indonesia terfavorit berdasarkan dukungan publik melalui voting online, sms, dan jejaring sosial yang dilakukan dari 9 Juni 2012 hingga 8 Juli 2012.
Habibie mengungguli empat peraih Danamon Award 2012 lainnya, yaitu Bambang Parianom "Penyelamat Lingkungan", Djuhhari Witjaksono "Seniman Bahari", Joharipin "Pemberdaya Petani", dan Lale Alon Sari "Srikandi Tenun".
Habibie lahir dari pasangan H. Nasori Sugianto dan Hj. Endang Setyati pada 6 Januari 1988. Sejak bayi Habibie didiagnosis mengidap penyakit langka, Muscular Dystrophy tipe Becker. Penyakit ini merusak saraf motorik di otak kecil yang membuat tubuhnya tak bisa berkembang sempurna.
Sebagian besar anggota badannya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Praktis hanya kepala dan tangan kanan yang bisa digerakkan. Lantaran sakit yang dideritanya itu, ia tidak dapat melanjutkan pendidikan secara formal dan hanya bersekolah hingga tingkat SMA.
Sang Ibunda, Endang Setyati, tak mau melihat masa depan anaknya tanpa harapan. Endang lalu mendorong anaknya untuk mengikuti seminar Internet Marketer pada 2007.
Hanya dalam waktu empat bulan ilmu marketing online itu berhasil diterapkan Habibie dan mampu memberinya penghasilan rata-rata US$ 500 sampai US$ 10.000 per bulan. Dari atas kursi rodanya itu, kini dia harus diperhitungkan sebagai salah satu "ahli" Internet Marketer yang paling diminati di Tanah Air.
Sang Ibu juga aktif mendorong keinginan sang buah hati dengan mendirikan Yayasan Habibie Afsyah. Melalui yayasan ini Habibie memberi pelatihan sekitar 50 orang normal dan kurang lebih 60 penyandang cacat dan satu komunitas yang ia bangun untuk menjadikan tim yang mengembangkan proyek-proyek website-nya.
Saat ini juga banyak penyandang disabilitas dari luar kota, seperti Solo, Semarang, Yogyakarta, dan daerah sekitar Pulau Jawa singgah ke yayasan untuk mendapatkan pelatihan dan motivasi. Sekitar 20 orang berhasil dan tetap menjalin komunikasi dan berkonsultasi. Sebagian penghasilan yang didapat, digunakan untuk mengadakan pelatihan bagi penyandang cacat di luar kota.
Sang Ibu juga membantu menjalin kerja sama dengan komunitas-komunitas disable lain. Salah satunya kegiatan yang saat ini sedang proses berjalan, yakni Indonesia Disable Care Community yang berdomosili di Solo.
Hasil didikan Habibie tak mengecewakan. Salah satu di antaranya adalah Zulfian, yang sebelumnya juga berkonsultasi dan menjalani pelatihan Internet marketing. Kini, ia justru berhasil membangun usaha yang cukup besar, dengan sistem pemasaran online. Rata-rata pendapatan setiap bulan kini berkisar antara Rp 5 juta hingga Rp 6 juta. Zulfian kini pun menjadi mitra Habibie dalam memberikan pelatihan bagi para penyandang cacat.
Habibie berharap penyandang cacat yang senasib dengannya memiliki semangat dalam berkarya dan berusaha. Yayasan yang kini menjadi "rumah" bagi sesama penyandang disabilitas itu dia harapkan tetap berjalan apabila Habibie tidak sehat ataupun tidak dapat beraktivitas kembali untuk mengembangkan yayasan.
"Yayasan ini harus tetap berjalan, orang tua saya akan mengelolanya dan pelatihan akan diteruskan Ridwan, sahabat saya," ujar Habibie.
Kiprah mulia Habibie memang telah mendapatkan pujian dari berbagai kalangan. Meski demikian, tak satu pun penghargaan diberikan untuk Habibie. Ia hanya mendapatkan sertifikat "Terima Kasih" sebagai pembicara yang menempel rapi di dinding ruang tamu rumahnya.
GRACE S. GANDHI
Berita Terkait:
Inilah Pemenang Danamon Award 2012
Penganugerahan Danamon Award dan Bisa Award 2012
Habibie: Taklukkan Dunia Maya dari Kursi Roda
Pengolah Sampah Raih Danamon Award 2011
Bank Danamon Luncurkan Danamon Award 2007
Penghargaan SBY Ini untuk Raja Malaysia
Teliti Longsor, UGM Raih Penghargaan Dunia
Empat Siswa SD Raih Penghargaan PBB
BPPT Beri Penghargaan untuk Perancang Jembatan Selat Sunda
Achmad Bakrie Award Tanpa Romo Magnis