TEMPO.CO, Bandar Lampung - Keberadaan parit di pinggir Jalan Lintas Timur Sumatera di ruas Kawasan Register 45, yang dikenal sebagai jalur maut, dikeluhkan masyarakat. Parit sepanjang 15 kilometer dengan kedalaman lebih lima meter dan lebar empat meter itu dituding sebagai biang kecelakaan di jalur tersebut.
“Banyak truk dan kendaraan pribadi yang nyungsep ke parit itu,” kata Radiman, salah seorang sopir truk yang hendak menuju Pekanbaru, Riau, Rabu 18 Juli 2012.
Radiman mengatakan setiap melintasi ruas jalan itu selalu khawatir terjun ke parit yang hanya berada sekitar 2 meter dari pinggir jalan. Kekhawatiran Radiman memang beralasan lantaran saban hari hampir selalu ada yang kendaraan yang nyemplung ke parit itu. “Terutama jika malam hari dan turun hujan. Jalan sangat licin, sempit, dan gelap,” ujar dia.
Sejak dibangun oleh PT Silva Inhutani, perusahaan yang mengklaim memiliki hak penguasaan atas lahan Register 45 itu, keberadaan parit tersebut sudah memakan belasan korban jiwa dan luka. Seperti kemarin, empat truk terlihat tercebur ke dalam parit itu.
“Pembangunan dilakukan saat perusahaan dan pemerintah gencar melakukan penggusuran. Parit itu untuk menghalau perambah balik ke kawasan hutan,” kata Ujang, salah seorang warga yang mendiami kawasan Register 45 Tugu Roda.
Selain kerap menjadi biang kecelakaan, parit itu juga mengancam badan Jalan Lintas Timur Sumatera. Di sejumlah titik, tebing parit sudah mulai longsor di bagian sisi yang berdekatan dengan badan jalan. “Sebenarnya kami sudah meminta perusahaan untuk membangun talut pembatas agar tidak membahayakan pengguna jalan dan mengancam Jalan Lintas Timur Sumatera,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Mesuji, Marzuki.
Marzuki mengaku sudah pernah membicarakan keberadaan parit itu bersama perwakilan perusahaan dan legislatif. Dalam pertemuan itu perusahaan diminta membangun alat pengaman di sepanjang parit itu. “Kini kami sedang mengagendakan pertemuan lanjutan untuk membahas keberadaan parit itu. Perusahaan sudah dikirimi surat,” ujarnya.
NUROCHMAN ARRAZIE