Muhammadiyah Anggap Sidang Isbat Tak Perlu Lagi

Ketua Muhammadiyah Din Syamsudin memimpin Tanwir Muhammadiyah di Hotel Horison, Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/6). TEMPO/Prima Mulia
Ketua Muhammadiyah Din Syamsudin memimpin Tanwir Muhammadiyah di Hotel Horison, Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/6). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO , Jakarta--Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsudin, menilai tahun ini pemerintah tak perlu lagi menggelar sidang isbat untuk menentukan awal Ramadan. Sidang isbat dinilai sia-sia karena saat ini posisi bulan jelas belum 2 derajat. "Tahun ini seharusnya pemerintah tidak perlu melakukan isbat," kata Din ketika ditemui di Mahkamah Konstitusi Rabu 18 Juli 2012.

Menurut Din, sidang isbat yang diselenggarakan hari ini percuma karena pemerintah telah mematok syarat minimal hilal pada posisi 2 derajat. Warga Muhammadiyah sendiri tidak menentukan awal puasa berdasarkan posisi hilal 2 derajat. Maklumat PP Muhammadiyah menetapkan hari pertama puasa jatuh pada Jumat, 20 Juli 2012. Menurut tafsir kitab rujukan Muhammadiyah, Jumat besok hilal sudah wujud (terlihat) dengan posisi 1,47/1,58 derajat. "Kalau Sabtu, 21 Juli 2012, malah posisi hilal sudah terlalu tinggi," kata Din.

Adapun Nahdlatul Ulama tetap berkeyakinan kemungkinan besar awal puasa akan jatuh pada Sabtu, 21 Juli 2012. Dari 21 kitab yang menjadi rujukan NU, 16 kitab menunjukkan hilal belum akan terlihat pada sore ini. Koordinator Tim Rukyatul Hilal Pengurus Wilayah NU Jawa Timur, KH Sholeh Hayat, menyatakan hari ini timnya akan melakukan rukyat (melihat hilal) di 13 pantai di Jawa Timur. Adapun Badan Hisab dan Rukyat Banyumas hari ini akan melihat hilal secara langsung di Pantai Ayah, Kebumen, Jawa Tengah.

Ketua PCNU Banyumas, Taefur Arofat, juga menegaskan bahwa perbedaan penentuan awal puasa tidak bisa dihindari. "Kami menghormati Muhammadiyah yang telah menentukan awal puasa. Tapi NU tetap akan menunggu hasil sidang isbat yang dilakukan pemerintah. Yang pasti, semuanya punya dasar, pada koridor dan tidak asal," katanya.

Dari Jember dilaporkan, sekitar 5.000 warga Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, yang mayoritas adalah santri Pondok Pesantren Mahfilud Dhiroor, sudah mulai berpuasa hari ini. "Hasil hitungan kami memastikan Kamis adalah tanggal 1 Ramadan," ujar pengasuh pesantren, KH Ali Wafa.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Direktorat Jenderal Bimbingan Islam Kementerian Agama, Ahmad Jauhari, memastikan pemerintah tetap menggelar sidang isbat sore nanti. Kendati Muhammadiyah sudah menyatakan tak setuju dengan isbat, organisasi itu tetap diundang. "Semua organisasi masyarakat Islam diundang," ia menegaskan.

Ahmad juga membantah tudingan bahwa sidang isbat tidak demokratis. Sebab, keputusan yang diambil tetap dengan mekanisme musyawarah-mufakat. "Memang tidak mungkin menunggu sampai suara bulat," kilahnya.

AYU PRIMA | MAHBUD DJUNAIDY | ARIS ANDRIANTO | GADI MAKITAN | FATKHURROHMAN | RAHMA TW

Berita lain:
Liputan Khusus Ramadan 2012

MUI Restui RaziaTempat Hiburan

Malamang, Kuliner Padang Khas Ramadan

Ribuan Warga Jember Puasa Besok

Tarawih Naqsabandiyah Cianjur Ikut Pemerintah

SMS Daging Ramadan Gratis di Aceh Bikin Resah

Muslim Amerika Serukan Boikot Kurma Israel