Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Veto Suriah, Barat Kutuk Rusia dan Cina  

image-gnews
Sejumlah anggota Pertahanan Sipil memadamkan api dari beberapa mobil di lokasi ledakan di luar Gedung Pengadilan di Damaskus, Suriah, Kamis (28/6). REUTERS/SANA/Handout
Sejumlah anggota Pertahanan Sipil memadamkan api dari beberapa mobil di lokasi ledakan di luar Gedung Pengadilan di Damaskus, Suriah, Kamis (28/6). REUTERS/SANA/Handout
Iklan

TEMPO.CO, New York - Negara-negara Barat yang dipelopori Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris mengutuk sikap Rusia dan Cina karena memveto keputusan Dewan Keamanan PBB yang akan menjatuhkan sanksi terhadap Suriah.

Menurut Barat, Suriah telah melakukan pembunuhan terhadap warga sipil dengan menggunakan kekuatan militer sehingga perlu diberikan sanksi internasional. Namun demikian, keputusan Dewan Keamanan dalam sidang, Kamis, 19 Juli 2012, untuk menjatuhkan sanksi terhadap Suriah yang didukung oleh 11 negara, dua menolak, dan satu abstein tak bisa dilaksanakan karena diveto Rusia dan Cina.

Dewan Keamanan PBB memiliki 15 anggota terdiri dari lima anggota tetap yang memiliki hak veto terhadap resolusi Dewan Keamanan, yakni Rusia, Cina, Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris.

"Inggris terkejut atas veto Rusia dan Cina," kata Duta Besar Inggris untuk PBB, Mark Lyall Grant. Sedangkan Amerika Serikat sangat menyesalkan keputusan Rusia dan Cina. "Sikap tersebut merupakan sebuah kesalahan dukungan terhadap rezim Suriah," ujar juru bicara Presiden Barack Obama, Jay Carney, yang disampaikan di Gedung Putih usai mendengar keputusan Rusia dan Cina.

Resolusi veto ini akan diperpanjang hingga 45 hari ke depan sesuai dengan tugas dan misi pengamat PBB di Suriah. Misi ini sesungguhnya tidak efektif karena tergantung pada gencatan senjata yang disponsori oleh utusan khusus Liga Arab dan PBB, Kofi Annan.

Dewan Keamanan PBB masih punya waktu 90 hari untuk negosiasi terhadap resolusi lainnya hingga sebelum mandat misi pengamat berakhir pada Jumat, 20 Juli 2012, tengah malam waktu setempat. Meskipun resolusi ini bukan sanksi non-militer, namun dalam Bab VII Piagam PBB disebutkan bahwa Dewan bisa menjatuhkan sanksi diplomatik, ekonomi, dan intervensi militer. Anggota Dewan dari negara-negara Barat mengatakan, mereka sedang membicarakan tentang ancaman sanksi terhadap Suriah, tetapi bukan tindakan militer.

Koreponden Al Jazeera, Alan Fisher, melaporkan dari markas besar PBB di New York, saat ini sedang dilakukan pertemuan genting. "Pertemuan ini sangat mengandung kemarahan di antara anggota Dewan Keamanan. Duta besar Jerman untuk PBB mengritik keras sikap Rusia," ujar Fisher. "Apakah kita sedang melihat sebuah pembicaraan yang berputar-putar, mengutuk veto, dan tak satu pun ada yang membuat sebuah perencanaan."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam kesempatan itu, Rusia mengatakan negaranya tidak bisa menerima sanksi tersebut dan menuduh bangsa-bangsa Barat yang berada di belakang resolusi itu berusaha melakukan tekanan sanksi dan melakukan tindakan militer terhadap persoalan dalam negeri Suriah.

"Mereka berhitung dengan menggunakan Dewan Keamanan PBB untuk melakukan tekanan terhadap sebuah negara berdaulat, namun hal tersebut tak bakal berhasil," kata Vitaly Churkin, Duta Besar Rusia untuk PBB, Kamis, 19 Juli 2012.

Menurut taksiran PBB, konflik di Suriah yang telah berlangsung selama 16 bulan untuk menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad telah memakan korban jiwa 14 ribu orang. Banyak di antara korban tewas tersebut akibat diterjang peluru pasukan keamanan.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita terpopuler lainnya:
Anak Surabaya Ini Dikontrak Klub Liga Spanyol
Kenapa Pemerintah Putuskan 1 Ramadan Sabtu?

Di-bully @triomacan2000, Dahlan Pamitan

Robot ''Teman Tidur'' Mulai Dipasarkan di Cina 

Ruang Kerja Andi Mallarangeng Digeledah KPK

Tim Jokowi-Ahok Laporkan Dugaan Kampanye Hitam


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

12 Januari 2018

Bahrun Naim saat menjalani sidang kepemilikan amunisi di Pengadilan Negeri Solo, Jawa Tengah, pada 9 Juni 2011. Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyatakan Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrun Naim diduga berada di balik serangan teror bom Sarinah di jalan MH Thamrin, Jakarta. ANTARA/DOK SOLOPOS/Dwi Prasetya
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.


Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

18 Oktober 2017

Bana al-Abed dengan ibunya, Fatemah, di dekat Bryant Park di New York. nytimes.com
Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.


Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

13 Agustus 2017

Relawan medis White Helmet. middleeasteye.net
Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal


Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

31 Juli 2017

Sejumlah pengungsi Suriah berada di sekitar puing-puing kamp yang terbakar di kota Bar Elias, lembah Bekaa, Lebanon, 4 Juli 2017. REUTERS/Hassan Abdallah
Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.


Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

28 Juli 2017

Duta Besar RI untuk Suriah Djoko Harjanto menyerahkan dua ambulans sumbangan dari rakyat Indonesia kepada rakyat Suriah, 26 Juli 2017. KBRI Damaskus
Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah


Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

23 Juli 2017

Seorang petugas berada dalam satu ruangan di rumah sakit bawah tanah Suriah. thesun.co.uk
Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah


Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

17 Juli 2017

Ratusan potongan tangan manekin berserakan di depan gerbang Kedutaan Rusia di London, Inggris, 3 November 2016. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap serangan yang dilancarkan Rusia di Aleppo, Suriah. REUTERS
Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.


Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

15 Juli 2017

Pro-Assad dan oposisi berkelahi saat debat di televisi. independent.co.uk
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah


Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

14 Juni 2017

Seorang petugas berusaha menyelamatkan anak yang terkena serangan gas yang diduga beracun kota Khan Sheikhoun, Idlib, Suriah, 6 Maret 2017. Sekitar 100 orang tewas dan lebih dari 350 lainnya menderita sakit akibat serangan gas tersebut. Social Media Website via Reuters TV
Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.


Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

18 Mei 2017

Roba Al-Hajli, jurnalis pro-Assad yang dikeluarkan dari gedung PBB di Genewa. english.alarabiya.net
Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.