TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kebijakan dari Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Migrant Care, Wahyu Susilo, menyayangkan sikap Kedutaan Besar Republik Indonesia di Suriah. Ketika majikan buruh migran Indonesia meminta perpanjangan kontrak, KBRI malah memberikan izin.
"Majikan diizinkan memperpanjang kontrak sampai Desember," kata Wahyu ketika dihubungi Tempo, Ahad, 22 Juli 2012. Padahal para pekerja ini sudah ingin pulang ke Tanah Air. Wahyu mendapatkan informasi ini dari pesan pendek melalui seluler para buruh migran yang ada di Suriah.
Wahyu mengatakan, saat ini ada 12.000 TKI yang ada di Suriah. Mayoritas dari mereka ingin pulang karena situasi negara Timur Tengah ini sudah genting. Mereka mengirim pesan kepada Migrant Care untuk mendesak pemerintah Indonesia memulangkan mereka ke Tanah Air.
Sejauh ini pemerintah telah melakukan 17 kali proses pemulangan warga negara Indonesia yang berada di Suriah sejak Februari 2012. Hingga 18 Juli, sudah dipulangkan sebanyak 403 warga Indonesia. Saat ini, di penampungan Kedutaan Besar RI Damaskus, terdapat kurang lebih 187 warga Indonesia yang sedang diupayakan kembali ke Tanah Air. Di penampungan Aleppo juga terdapat 19 orang warga Indonesia. Pemerintah menyiapkan tiga lokasi penampungan warga Indonesia di Suriah, yakni di Damaskus, Aleppo, dan Latakia.
Konflik Suriah sudah berlangsung lebih dari setahun. Para pemberontak menuntut Presiden Bashar al-Assad mundur setelah berkuasa hampir 12 tahun. Pemerintah Assad dinilai sarat korupsi dan nepotisme. Rakyat Suriah penentang Assad terinspirasi oleh revolusi musim semi Arab di Tunisia dan Mesir.
SUNDARI
Berita Terpopuler:
SBY Diminta Mundur Dari Demokrat
Dicium Ibunya, Bocah Sekarat Ini Hidup Lagi
Pengamat: Andi Mallarangeng Seharusnya Ditangkap
PSSI Terancam Kisruh Lagi