TEMPO.CO, Jakarta - Hartati Murdaya, pengusaha yang kini ditengarai oleh Komisi Pemberantasan Korupsi terkait dengan kasus suap Bupati Buol Amran Batalipu, dikenal sebagai sosok yang lincah bergerak di antara bisnis dan politik. Dia banyak menyokong tim pemenangan Yudhoyono. Selama hampir tiga bulan Yudhoyono pernah berkantor di kantor Hartati.
Itu yang terungkap dalam laporan utama majalah Tempo edisi 23 Juli 2012 berjudul 'Suap' Sawit Madam Hartati. Salah satu "kelincahan" bisnis perusahaan Hartati terlihat dari pengakuan mantan Menteri Kehutanan Malem Sambat Kaban. Tujuh tahun berlalu, Kaban masih mengingat "surat sakti" itu. Diantar ke ruang kerjanya di lantai empat Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Kehutanan, surat diteken Menteri Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi.
Dalam surat bernomor B.353/Seskab/10/2005, Sudi menulis agar PT Intracawood Manufacturing "tidak dijadikan bahan telaahan, sepanjang mengandung kebenaran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan". Intracawood, milik pengusaha Siti Hartati Tjakra Murdaya, mempunyai konsesi hak pengusahaan hutan di Kalimantan Timur. Sebagai Menteri Kehutanan, Kaban berencana mencabut hak itu.
Sebelum Sudi menyurati Kaban, Hartati Murdaya bolak-balik bertamu ke Gedung Manggala. "Tapi saya tak mau menemui," kata Kaban, Kamis pekan lalu. Lain waktu, yang datang Totok Lestiyo, Direktur PT Hardaya Inti Plantations--juga perusahaan Hartati. Kaban mengatakan tidak mempedulikan lobi-lobi itu.
Gagal mendekati Kaban, Hartati lalu menyurati Sudi pada 12 Juli 2005. Dalam surat bernomor 03/SHM/Leg/VII/05, ia meminta Sudi mencegah pencabutan izin Intracawood oleh Menteri Kehutanan. Pada 6 Oktober 2005, Sudi meneruskan pesan Hartati itu kepada Kaban.
Hingga Kaban lengser dari Manggala, izin pengelolaan hutan itu memang tak jadi dicabut. Menurut Kaban, penyebabnya bukan surat Sudi, melainkan tak ada tindakan penegak hukum terhadap dugaan kesalahan prosedur terbitnya izin oleh Menteri Kehutanan sebelumnya. Lantaran diduga merugikan negara, kasus ini sempat dilaporkan ke Kejaksaan Agung. "Surat Pak Sudi sih isinya wajar saja," Kaban memberi alasan.
Kepada Tempo, Hartati pernah mengatakan ia menyurati Sudi sebagai sesama alumnus Lembaga Ketahanan Nasional. Keduanya tercatat sebagai alumnus Kursus Singkat Angkatan IX lembaga itu pada 1999. Adapun Sudi dalam satu kesempatan menyatakan hanya meneruskan surat Hartati itu ke Menteri Kehutanan.
Bukan sekadar urusan alumnus Lemhannas, Hartati dan Sudi terikat pada sumbu yang sama: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kedua tokoh merupakan orang yang hadir pada saat Yudhoyono "susah". Kedekatan Hartati dengan Yudhoyono terekspos setidaknya pada 2001, ketika Yudhoyono dicopot dari jabatan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan oleh Presiden Abdurrahman Wahid. Istri pengusaha Murdaya Widyawimarta Poo ini menyediakan satu ruangan di lantai 8 CCM Building, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, kantor pusat PT Central Cipta Murdaya, kelompok usaha miliknya. Selama hampir tiga bulan Yudhoyono berkantor di situ.
Dalam kasus suap kebun kelapa sawit di Buol, KPK telah menetapkan Bupati Buol Amran Batalipu sebagai tersangka karena diduga menerima uang suap dari perusahaan Hartati. Amran ditengarai menerima dana Rp 3 miliar.
Hartati membantah menyuap Bupati Buol. "Saya hanya bisa menjelaskan sebatas pekerjaan saya sebagai direktur utama. Apa saya ini tipe tukang suap, sih?" katanya.
ANTON SEPTIAN | INDRA WIJAYA |ARYANI KRISTANTI
Berita Terpopuler Lainnya
KPK Kantongi Rekaman Telepon Bupati Amran-Hartati
''Kekuasaan'' Bisnis Hartati Murdaya di Kehutanan
Hartati Murdaya, Sang Motor Penyokong SBY
Puluhan Kader Demokrat Akan Hengkang ke Nasdem
Ini Isi Percakapan Hartati Murdaya dan Bupati Buol
Apa Kata Luna Maya dan Cut Tari, Ariel Bebas
Bergaji Rp 25 Juta, Anggota Dewan Kehabisan Uang
Musabab Partai Demokrat Anjlok Versi Survei LSI
Hartati Murdaya Terancam Dipecat dari Demokrat