TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyatakan riset untuk mobil listrik akan dikerjakan oleh enam perguruan tinggi di Indonesia. "Namun, riset itu tetap dilakukan di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama kawan-kawan (Kementerian) Ristek," kata Nuh di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin, 23 Juli 2012.
Nuh menyatakan, ada lima perguruan tinggi yang akan ikut serta dalam pengerjaan proyek mobil listrik, yaitu Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Negeri Sebelas Maret. "Ditambah satu lagi dari Politeknik Manufaktur Bandung. Jadi ada enam institusi perguruan tinggi," ujarnya.
Namun, keenam perguruan tinggi tersebut hanya akan mengambil inisiatif pengembangan riset mobil listrik. Sedangkan untuk bidang lainnya, Nuh menyatakan perguruan tinggi tidak akan ambil bagian. "Jadi kami hanya masuk ke bagian riset dan pengembangan, tidak masuk ke sektor fabrikasi," ujar Nuh.
Nuh menyatakan, pengembangan dan riset mobil listrik akan bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi. "Jadi bekerja sama dengan LIPI dan BPPT juga," katanya.
Menteri Nuh meyakini, potensi mobil listrik sangat besar untuk dikembangkan. Karena itu, Nuh menyatakan juga akan menggandeng beberapa Badan Usaha Milik Negara lainnya dalam penggarapan mobil itu. "Kami juga menggandeng PT DI (Dirgantara Indonesia), PT Inka (Industri Kereta Api), dan PT LEN, dan ini kesempatan yang sangat baik untuk bersinergis," ujarnya.
Mantan Rektor ITS Surabaya ini optimistis produk-produk mobil listrik akan segera bermunculan di Indonesia. "Kami harapkan saat Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 10 Agustus akan ada produk baru dengan menggabungkan seluruh potensi besar yang ada," ujarnya.
DIMAS SIREGAR