Ikuti Kami di
TEMPO.CO , Jakarta: Juru bicara PT Pertamina (Persero), Ali Mundakir, mengatakan impor premium untuk mengatasi kenaikan permintaan bahan bakar pada Ramadan hingga Idul Fitri, meningkat rata-rata 3 persen dibandingkan tahun lalu. Tahun ini, Pertamina mengimpor sebanyak 1,5 juta kiloliter untuk melakukan antisipasi.
"Kalau masyarakat menengah ke atas masih banyak yang menggunakan bahan bakar minyak bersubsidi, maka peningkatan permintaan akan terus terjadi," kata Ali.
Menurut dia, sekalipun kemampuan ekonomi mereka tinggi, barang yang harganya murah, pasti lebih banyak diminati.
Dia menambahkan, proses distribusi impor premium telah dilaksanakan sejak Juni. Impor dilakukan bersamaan dengan ditandainya kebijakan Pertamina yang tidak lagi mengimpor dari trader. "Kami langsung membelinya dari perusahaan-perusahaan minyak," kata Ali.
Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya peningkatan kebutuhan bahan bakar di waktu berikutnya, kini Pertamina mulai menggiatkan peggunaan energi alternatif. "Tahun ini, kami optimistis kendaraan umum sudah bisa menggunakan bahan bakar gas," ujar dia.
Nantinya, perseroan itu juga membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) untuk mendukung program itu. Pertamina telah mengajukan anggaran senilai Rp 2 triliun untuk membangun infrastruktur dalam mendukung penggunaan energi alternatif ini.
Pertamina, kata Ali, menargetkan tidak akan lagi mengimpor bahan bakar pada Ramadan dan Idul Fitri tahun depan. "Harusnya memang begitu, tidak perlu ada impor tambahan."
SATWIKA MOVEMENTI
Berita Terkait:
Kembangkan Hulu, Pertamina Gaet Tiga Perusahaan Asing
Dahlan Larang Pertamina Pakai Perantara Impor BBM
Dahlan Iskan Cari Skema Impor BBM Jika Petral Bubar
Tiap Hari Indonesia Impor BBM 500.000 Barel
Pertamina Bakal Impor Minyak Mentah Irak
Pertamina Akan Reaktivasi Lapangan Minyak di Irak
Pertamina Akan Kembangkan Lapangan Minyak di Irak
Irak Kurangi Subsidi BBM Meski Kaya Minyak
Pertamina Targetkan Produksi Naik Mulai Semester Dua
