TEMPO.CO, Cirebon -Dewan Perwakilan Rakyat meminta pemerintah mengendalikan tingginya harga kedelai. "Tata niaga kedelai diminta dikembalikan ke Bulog. Selama ini spekulan banyak bermain dalam tata niaga kedelai,: kata Wakil ketua komisi IV DPR RI, Herman Khaeron, saat memantau perkembangan harga pangan di Pasar Kanoman, Cirebon, Selasa, 24 Juli 2012.
Menurut dia, komoditas ini rentan dipermainkan oleh spekulan. sudah waktunya pemerintah kembali mengatur tata niaga kedelai. Tata niaga kedelai sebaiknya diserahkan kembali ke Bulog. Karena Bulog sudah mampu menyerap hingga 2,6 juta ton dari target 3,4 juta ton beras. "Bulog jangan hanya mengurus beras," katanya.
Khaeron pun mengakui hingga kini belum ada kuota impor kedelai yang ditetapkan. Berbeda dengan raw sugar yang sudah ditetapkan sebanyak 280 ribu kg pertahun. "Kendalanya karena belum ada data pasti berapa sebenarnya produksi kedelai kita," katanya.
Karena itu, Khaeron meminta kepada Menteri Pertanian untuk mendata kembali berapa sebenarnya angka produksi kedelai dalam negeri. "Jangan didasarkan pada angka ramalan," ujarnya.
Khaeron menjelaskan, dalam revisi Undang-undang Pangan yang segera diketok pali disebutkan bahwa para spekulan akan diberi sanksi tegas, baik administrasi maupun pidana.
Besok, rencananya para perajin tahu dan tempe akan mogok membuat tempe dan tahu. Mogok tersebut dikarenakan tingginya harga kedelai hingga mencapai 8.600/kg. Mogok direncanakan 3 hari berturut-turut. Bahkan setelah mogok, harga tahu dan tempe rencananya akan dinaikkan 25 persen.
Perajin sekaligus penjual tahu di Pasar Kanoman, Rohiman, mengaku terpaksa harus menaikkan harga jual tahu. "Tidak hanya dinaikkan, ukuran tahu pun terpaksa dikecilkan," ujarnya.
IVANSYAH