Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Badak Punah, Vietnam Dapat Rapor Merah dari WWF  

image-gnews
Anak badak, Bandhu dan ibunya Jatri di kebun binatang San Diego, Jumat (21/8). Bandhu, teman yang berarti dalam bahasa Hindi, lahir 18 Mei dengan berat 150 pounds (68 kilogram). Reuters/Ken Bohn/San Diego Zoo's Wild Animal Park/Handout
Anak badak, Bandhu dan ibunya Jatri di kebun binatang San Diego, Jumat (21/8). Bandhu, teman yang berarti dalam bahasa Hindi, lahir 18 Mei dengan berat 150 pounds (68 kilogram). Reuters/Ken Bohn/San Diego Zoo's Wild Animal Park/Handout
Iklan

TEMPO.CO , Oslo - Organisasi konservasi internasional, World Wildlife Fund for Nature (WWF), telah merangkum laporan peringkat kepatuhan 23 negara yang terikat perjanjian internasional tentang perdagangan satwa liar. "Banyak negara menerima rapor merah," kata Colman O'Criodain, analis kebijakan perdagangan satwa liar WWF.

Peringkat dibagi menjadi tiga kategori nilai, yakni hijau, kuning, dan merah, sesuai dengan keberhasilan suatu negara mencegah perdagangan liar masing-masing satwa. Negara penerima rapor merah menandakan kegagalan menegakkan komitmen dalam perjanjian internasional perlindungan satwa liar.

Laporan berfokus pada upaya perlindungan tiga spesies paling dicari di pasar gelap internasional: gajah, harimau, dan badak. Laporan juga menganalisis dari negara mana ketiga satwa tersebut berasal, bagaimana jalur perdagangannya, serta negara apa saja yang menjadi tujuan penjualan satwa-satwa tersebut.

"Tiga spesies ini paling terancam dan paling banyak dibicarakan. Ketiganya berkaitan dengan masalah yang lebih luas," ujar O'Criodain.

Negara-negara penerima rapor merah membawa konsekuensi langsung bagi ketiga satwa. Vietnam menjadi negara paling tidak acuh ihwal perlindungan satwa liar. Dalam satu dekade terakhir, misalnya, badak Jawa Indocina telah musnah dari Vietnam. "Perburuan memainkan peran penting," demikian menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), melengkapi keterangan WWF.

Tingginya permintaan cula menjadi faktor pendorong laju kepunahan satwa pemakan tumbuhan ini. Di Vietnam, permintaan cula badak meningkat drastis berkat rumor yang menyebutkan khasiat cula untuk penyembuhan penyakit-penyakit tertentu, seperti kanker.

Menurut laporan WWF, Vietnam menjadi negara tujuan utama perdagangan cula badak dari Afrika Selatan. Pemerintah Vietnam terbukti lemah menerapkan sanksi kepada pihak yang berpartisipasi dalam perdagangan ilegal. Langkah-langkah hukum di negara itu juga dinilai tidak tegas untuk mengurangi perdagangan ilegal satwa lewat Internet.

"Belum pernah ada penyitaan hasil perdagangan satwa liar di Vietnam sejak 2008," begitu pernyataan yang dikeluarkan WWF, seperti dikutip Livescience, Selasa 24 Juli 2012.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hanya dua negara yang tercatat menerima rapor hijau untuk ketiga spesies, yakni India dan Nepal. Kedua negara menunjukkan kemajuan signifikan dalam perlindungan gajah, harimau, dan badak. India dan Nepal terbukti mematuhi perjanjian perlindungan satwa liar dan menegakkan kebijakan untuk mencegah perdagangan ilegal.

Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka (CITES) menyatakan seluruh perdagangan cula badak, gading gajah, bagian tubuh harimau, dan spesies lain yang terancam punah, adalah ilegal. CITES ditandatangani 175 negara, termasuk Indonesia.

O Criodain mengatakan banyak negara yang memiliki hukum perlindungan satwa yang komplet tapi gagal menerapkannya di lapangan. Cina adalah contoh negara yang memiliki hukum ketat untuk mengendalikan penjualan gading gajah. "Namun Cina tidak memiliki catatan yang kuat dalam penegakannya," ujar dia.

Laporan yang dikeluarkan WWF, kata O'Criodain, merupakan gambaran tentang negara-negara yang menghadapi tingkat perdagangan ilegal tertinggi di tiga spesies. Sedangkan negara-negara asal satwa yang diperdagangkan, seperti Afrika tengah yang telah kehilangan semua badaknya, lolos evaluasi.

Evaluasi ini didasarkan pada pengumuman pemerintah yang dilaporkan dalam media massa, dokumentasi CITES, dan informasi yang dikumpulkan oleh TRAFFIC--jaringan pemantau perdagangan satwa liar--yang merupakan program bersama WWF dan IUCN.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

29 hari lalu

Kematian Badak Sumatera di Kalimantan
Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

Terinspirasi keberhasilan pada Badak Putih di Afrika dan hewan cerpelai. Tantangan antara lain bawa sel telur cepat-cepat ke lab IPB di Bogor.


Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merilis kabar kelahiran bayi Badak Sumatera berjenis kelamin Jantan di SRS Taman Nasional Way Kambas Sabtu, 25 Nopember 2023. Dok TNWK
Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.


Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

22 November 2023

Koleksi Badak di Sumatra Rhino Sanctuary  (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK) bertambah satu setelah September lalu terlahir bayi dari pasangan Ratu dan Andalas. Tempo/Parliza Hendrawan
Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

Taman Nasional Way kambas memiliki penghuni baru berupa seekor badak.


Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

24 September 2023

Petugas berusaha menenangkan badak sebelum memotong cula untuk mencegah perburuan liar di Buffalo Dream Ranch, Klerksdorp, Afrika Selatan, Senin, 6 September 2021. Para pemburu liar biasanya membunuh badak untuk mendapatkan culanya. REUTERS/Siphiwe Sibeko
Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

Total ada 23.290 ekor badak sampai akhir 2022 atau naik 5.2 persen dibanding tahun sebelumnya.


Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

22 September 2023

Anak badak bermain bersama induknya di Kebun Binatang Whipsnade. Spesies badak bercula 1 juga terdapat di wilayah Indonesia, salah satunya berada di Ujung Kulon, Banten. Dailymail
Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

Kulit badak sangat lembut, dan rentan terhadap luka dan sengatan matahari. Hari Badak Sedunia, intip keistimewaan binatang badak ini.


Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

22 September 2023

Ilustrasi Badak Sumatra. Wikimedia
Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

Hari ini, 22 September 2010 Hari Badak Sedunia diumumkan WWF Afrika Selatan. Berikut asal mula pencanangannya.


Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

14 April 2023

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) berhasil diabadikan menggunakan camera trap saat berkubang di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. TNUK adalah salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1992 dan merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa bagian barat.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Anggodo, bilang, "Inikan bukan kebun binatang yang setiap hari badak bisa dilihat."


Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

12 April 2023

Tangkapan layar kelahiran dua anak Badak Jawa. Dok: KLHK
Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

Hingga tiga dekade sebelumnya, tidak satu pun kematian badak jawa yang terhubung ke perburuan.


Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

9 April 2023

Anak badak putih afrika, Ramadani Jumat Agung di penangkaran badak putih di Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 8 April 2023. (ANTARA/HO-Humas Taman Safari Bogor)
Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

Seekor badak putih Afrika baru saja lahir di Taman Safari Bogor dengan kondisi sehat bugar. Lahir di bulan suci Ramadan di hari Jumat agung.


5 Hewan Ini Kulitnya Sangat Tebal

18 Januari 2023

Ilustrasi kuda nil tengah berendam di sungai
5 Hewan Ini Kulitnya Sangat Tebal

Salah satu ciri fisik hewan adalah di bagian kulitnya