Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ditemukan Obat TB Baru yang Lebih Efektif

image-gnews
TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO/Seto Wardhana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa kombinasi tiga jenis obat bisa membunuh lebih dari 99 persen bakteri penyebab tuberkolusis (TB) setelah dua minggu pengobatan. Menurut laporan sebuah tim di Stellenbosch University di Afrika Selatan, terapi tersebut sama efektifnya dengan minum obat selama jangka waktu tertentu setelah dilakukan percobaan terhadap 85 orang pasien.  Saat ini sedang dilakukan penelitian dalam skala yang lebih besar untuk mengetes teknik baru tersebut.

TB adalah salah satu dari penyakit infeksi tertua dan paling mematikan di dunia. Sekitar 1,4  juta orang per tahun meninggal karena penyakit tersebut di banyak negara berkembang. Pengobatan yang dilakukan saat ini biasanya adalah pasien meminum obat setiap hari selama enam bulan berturut-turut.. Terapi ini dinilai lebih sulit dilakukan dan kadang-kadang membutuhkan waktu hingga dua tahun.

Sementara itu, satu dari jenis obat yang digunakan dalam percobaan terbaru itu, seperti dipublikasikan di Lancet dan dikutip oleh BBC, adalah jenis obat baru sementara dua lainnya belum berlisensi.

Ketua tim peneliti, Andreas Diacon, mengatakan, “Hasil dari penelitian ini memberikan informasi kepada para penyedia layanan kesehatan tentang harapan pengobatan TB yang lebih baik, alat yang lebih cepat dibutuhkan untuk menghentikan penyakit ini.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menanggapi hal tersebut, seorang pakar TB dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Mario Reviglione mengatakan, “Hasil penelitian ini memberikan harapan besar.” Ia menambahkan, “Kita bisa mempersingkat cara pengobatan secara substansial bagi setiap orang, tak peduli apakah jenis TB-nya sensitif atau tahan obat.”

BBC | ARBA’IYAH SATRIANI

Berita Terpopuler Lainnya
Diet Ala Kim Kardashian, Makan Apa pun
Alasan Wanita Tampak Lebih Cantik setelah Bercinta 
Membuat Hidung Mancung tanpa Operasi 

Hati-hati! Tanning Sebabkan Kanker Kulit Melanoma 

Kenyang Lebih Lama dengan Susu

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

28 hari lalu

Warga saat melakukan pemeriksaan Rontgen Thorax saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC


Pimpinan MPR Minta Komitmen Pencegahan Tuberkulosis

24 Maret 2023

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat
Pimpinan MPR Minta Komitmen Pencegahan Tuberkulosis

Perpres 67/2021 menargetkan pada 2030 harus terjadi penurunan angka kejadian TB.


Musim Pancaroba, Simak Jenis-jenis Batuk yang Perlu Diwaspadai

11 Agustus 2022

Ilustrasi wanita batuk. Freepik.com/Jcomp
Musim Pancaroba, Simak Jenis-jenis Batuk yang Perlu Diwaspadai

Batuk paroksimal atau batuk rejan merupakan penyakit menular melalui droplet individu yang terinfeksi di udara bebas. Biasanya berlangsung 6-10 pekan.


Forum G20 untuk Penanganan Tuberkulosis, Berikut Poin Kesepakatannya

31 Maret 2022

Suasana Hari Kedua G20 tentang
Forum G20 untuk Penanganan Tuberkulosis, Berikut Poin Kesepakatannya

Forum G20 menyampaikan pentingnya kemauan politik untuk mengakhiri penyakit tuberkulosis atau TBC.


Penyakit yang Paling Mematikan di Indonesia Sebelum Pandemi Covid-19

31 Maret 2022

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono di sela acara G20 bertajuk
Penyakit yang Paling Mematikan di Indonesia Sebelum Pandemi Covid-19

Sebelum pandemi Covid-19 terjadi, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebutkan penyakit yang paling mematikan di Indonesia.


Ahli Paru di G20: Penanggulangan TBC Bisa Belajar dari Penanganan Covid-19

31 Maret 2022

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ahli Paru di G20: Penanggulangan TBC Bisa Belajar dari Penanganan Covid-19

Untuk menyelamatkan pasien TBC, tidak hanya membutuhkan investasi dalam bentuk uang, melainkan juga keterampilan mengatasi stigma tuberkulosis.


Ada Pengecekan TBC Lewat Skrining X-ray Mobile, Masuk Mobil Langsung Difoto

31 Maret 2022

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono di sela acara G20 bertajuk
Ada Pengecekan TBC Lewat Skrining X-ray Mobile, Masuk Mobil Langsung Difoto

Kementerian Kesehatan menerapkan skrining x-ray mobile di sejumlah provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera untuk mendeteksi dini TBC.


Ahli Paru: TBC Belum Sepopuler Covid-19, padahal Sama-sama Berbahaya

31 Maret 2022

Suasana Hari Kedua G20 tentang
Ahli Paru: TBC Belum Sepopuler Covid-19, padahal Sama-sama Berbahaya

Ahli kesehatan berharap pemerintah, akademisi, dan industri memperhatikan kondisi tuberkulosis atau TBC sebagaimana Covid-19. Sama-sama berbahaya.


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Mendorong Investasi Dunia untuk TBC

30 Maret 2022

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan paparan tentang penanggulangan Tuberkulosis atau TBC dalam acara G20 tentang
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Mendorong Investasi Dunia untuk TBC

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, setiap tahun Tuberkolusis Bacillus atau bakteri TBC menginfeksi 10 juta orang.


Hari Tuberkulosis Sedunia: WHO Beberkan Data TBC dan Prioritaskan Generasi Muda

24 Maret 2022

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Hari Tuberkulosis Sedunia: WHO Beberkan Data TBC dan Prioritaskan Generasi Muda

TBC adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru seseorang.