Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini 'Curhat' Perempuan Korea Utara  

image-gnews
Dua pria Korea Utara Mendongak untuk melihat pesawat yang terbang di atas mereka di Pyongyang, Korea Utara, Kamis (12/4). AP/Ng Han Guan
Dua pria Korea Utara Mendongak untuk melihat pesawat yang terbang di atas mereka di Pyongyang, Korea Utara, Kamis (12/4). AP/Ng Han Guan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mencari tahu tentang kehidupan warga Korea Utara teramat sulit. Korea Utara menutup rapat pintunya untuk dunia luar. Dan memenjarakan bahkan menghukum mati warganya yang berusaha melarikan diri keluar dari negaranya.

Namun ada saja yang nekat meninggalkan negara itu dan lari ke Korea Selatan, negara jiran Korea Utara. Sekitar 23 ribu warga Korea Utara kini hidup di Korea Selatan, termasuk dua perempuan usia 22 tahun dan 32 tahun, yang menuturkan perjalanan hidupnya kepada Maria Rita dari Tempo, awal pekan lalu. Mereka didampingi North Korea Human Rights yang berkantor di Seoul.

***

Saya berusia 22 tahun, perempuan, dan sekarang tinggal di Seoul. Saat itu saya ingin melanjutkan pendidikan, namun tidak memungkinkan fokus pada pelajaran di rumah karena sulitnya keuangan. Setelah bertahun-tahun saya membujuk orang tua, barulah mereka memutuskan untuk mengirim saya ke Korea Selatan demi mewujudkan impian saya.

Saat saya meninggalkan rumah, saya tidak punya gambaran seperti apa Korea Selatan itu. Sebaliknya, saya diajar tentang satu negara yang dijuluki Nam-jo-sun, miskin, negara malang, bahwa Utara diharuskan untuk melindungi dan menolong keberlangsungannya.

Untuk hidup, saudara saya dan saya hidup dari memotong kayu dari hutan. Namun gunung sudah sangat gundul sehingga kami harus berjalan kaki lebih dari tiga jam untuk mendapatkan kayu.

Saya mengarungi Sungai Tumen, menyeberang ke Cina dan Vietnam untuk tiba di Korea Selatan. Perjalanan saya sepertinya kurang berliku-liku dibandingkan para pembelot lainnya. Begitu saya menapaki Vietnam, saya ditangkap oleh aparat polisi Vietnam. Tetangga broker yang rumahnya saya tempati saat pelarian itu berpikir ada sesuatu yang aneh di dalam rumah dan dia melapor ke polisi. Untunglah saya bisa menyogok mereka dan saya aman melanjutkan perjalanan saya ke Korea Selatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seketika setelah saya pergi, keluarga saya melapor bahwa saya hilang. Namun pemerintah tidak percaya. Keluarga saya pun menjalani rangkaian pemeriksaan yang berat selama setahun dan pemerintah menempatkan mereka dalam pengawasan ketat lebih dari dua tahun. Mereka tidak bisa bebas naik kereta api atau berdagang. Saya dengar mereka terpaksa menanam sayur-sayuran dan tanaman lain di halaman belakang rumah. Mereka hidup semata-mata mengandalkan penghasilan ayah. Listrik hanya menyala sekitar 1,5 jam sehari. Jadi sangat biasa kami makan malam diterangi nyala tungku api.

Setelah tiba di Seoul, saya menghubungi keluarga saya awal tahun lalu. Saya berusaha menghubungi mereka lagi. Saya sulit menemukan broker yang mau membantu keluarga saya untuk berbicara dengan saya. Tempat tinggal orang tua saya cukup jauh dari Cina, jadi mereka harus datang mendekati perbatasan untuk menelepon saya. Ini terjadi karena serangkaian repatriasi (pemulangan kembali) sehingga komunikasi kami menjadi semakin sulit.

Dibanding tekanan hidup yang kami alami tiap hari di Korea Utara, Korea Selatan memberi saya hidup yang merdeka dan sejumlah kesempatan. Saya sekarang sedang belajar bahasa Inggris di sebuah kampus. Saya ingin menjadi guru bahasa Inggris setelah unifikasi nanti. Saya percaya unifikasi pasti terjadi sesegera mungkin untuk mengurangi jumlah warga Korea Utara yang tewas karena kelaparan dan mengurangi kejahatan hak asasi manusia. Begitu juga banyak keluarga Korea Utara yang terpisah lebih dari satu abad.

Pesan khusus saya kepada Kim Jong-un (pemimpin Korea Utara). Ayah Anda mengatakan Anda adalah keberuntungan untuk memerintah sekelompok orang. Anda harus membayarnya kembali dengan kebaikan dan kesetiaan seperti yang dilakukan olehr rakyat kepada Anda. Jika Anda menuliskan nama rakyat yang tewas karena kelalaianmu dan kejahatanmu, nama mereka memenuhi seluruh Semenanjung Korea dan lebih lagi.

Jika Anda terus melanjutkan pemerintahan dengan cara seperti ini, Anda tidak akan pernah mampu membuat Korea Utara sungguh-sungguh menjadi negara yang dihargai oleh semua orang.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Google Chrome. (google.com)
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.


Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.


Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri pertemuan majelis politik Komite Sentral Partai Buruh Korea, di Korea Utara, dalam foto yang dirilis pada 14 Agustus 2020. Dalam pertemuan tersebut, Kim mengatakan bahwa akan menutup perbatasannya dan menolak bantuan dari luar negeri karena telah melakukan kampanye anti virus yang agresif. KCNA via REUTERS
Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.


Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.


Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Biro Politik Komite Sentral ke-7 Partai Pekerja di Pyongyang, Korea Utara, 30 Desember 2020. Langkah pertama Kim di awal 2021 akan menjadi sinyal pendekatan pertamanya terhadap presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden. KCNA/via REUTERS
Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.


Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tersenyum saat melihat salah satu rumah saat memeriksa lokasi rekonstruksi di daerah yang dilanda topan di Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara, 14 Oktober 2020. Kim Jong Un menjadi sorotan dunia saat  dirinya menangis di tayangan televisi pada akhir pekan lalu. KCNA via REUTERS
Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini


Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.


Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.


Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.


Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Foto dokumentasi militer Rusia. Tahun lalu, tiga lumba-lumba ini menghilang di musim kawin untuk mencari pasangan, tetapi kembali ke pangkalan sesudahnya. Dailymail.co.uk
Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.