TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk akhirnya mulai melepaskan obligasi rekapitalisasi senilai Rp 1,8 triliun kepada Standard Chartered Bank Singapura. Secara total bank pelat merah itu berencana melepas obligasi rekapitalisasi berstatus siap jual kepada tiga bank asing senilai Rp 54 triliun.
"Angka yang dilepas masih kecil karena ini tahap awal, tapi ini akan beri pesan ke pasar bahwa Bank Mandiri sudah menemukan cara menurunkan portofolio recap bond," ujar Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal II Bank Mandiri di Plaza Mandiri, Senin, 30 Juli 2012.
Menurut Zulkifli obligasi rekapitalisasi tersebut dilepas dengan skema penukaran (debt swap). Dengan menjual obligasi tersebut, Bank Mandiri mendapat pinjaman valuta asing.
Dalam transaksinya dengan Standard Chartered Bank Singapura senilai Rp 1,8 triliun, Bank Mandiri mendapat pinjaman US$ 250 juta dengan tenor 3 tahun.
"Kami akan menggunakan struktur seperti itu ke bank lain," ujar Zulkifli yang enggan menyebut identitas bank lainnya tersebut.
Adapun sisa obligasi rekapitalisasi bakal dilepas melalui beberapa opsi di luar penukaran ke bank asing. "Kalau memungkinkan kami ingin agar Bank Indonesia beli, atau melalui sekuritisasi aset melalui investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA)," ujar Zulkifli.
Zulkifli menjelaskan skema debt swap yang kini digunakan bakal mendukung pertumbuhan kredit valuta asing Bank Mandiri. Pertumbuhan kredit valuta asing perseroan mengalami penurunan menjadi 8,5 persen di kuartal II 2012 dibandingkan 10 persen di kuartal II 2011.
"Dengan tambahan pinjaman valas mudah-mudahan kredit valas naik," ujarnya.
Zulkifli memperkirakan permintaan terhadap kredit valuta asing masih tinggi mengingat kondisi likuiditas valuta asing di sejumlah perbankan dunia semakin ketat.
Direktur Keuangan Bank Mandiri, Pahala Mansury, menjelaskan besaran pinjaman valuta asing diserap dari skema penjualan obligasi rekapitalisasi bisa mencapai US$ 480 juta.
"Ini hampir semuanya bisa disalurkan untuk kredit dalam waktu 6-9 bulan ke depan," ucapnya.
Penyaluran sudah mulai dilakukan terhadap dana pinjaman US$ 250 juta dari Standard Chartered Bank Singapura.
Obligasi rekapitalisasi adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah sehubungan dengan program rekapitalisasi perbankan pasca krisis moneter 1997 - 1998. Belakangan, keberadaan obligasi ini dalam neraca bank dinilai membebani kinerja perseroan.
Imbal hasil dari obligasi rekap di bawah imbal hasil instrumen utang lainnya. Jika obligasi rekap ini bisa dilepas, maka ada dana yang lebih besar untuk mendorong penyaluran kredit.
MARTHA THERTINA