TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pelayaran Hainan PO hari ini, Senin, 30 Juli 2012 membuka rute pelayaran baru dari terminal peti kemas PT Jakarta International Container Terminal (JICT) menuju ke negara-negara lain di Asia.
Hainan PO menyiapkan empat kapal untuk pelayaran berjadwal mingguan dengan rute Tianjin-Qingdao-Shanghai-Ningbo–Hong Kong-Yang pu-Ho Chi Minh-Thailand–Singapura dan Jakarta.
“Pagi tadi JICT telah melayani kapal perdana MV BP Copacabana dengan bobot mati 25.860 ton, LOA (length overall) 180 meter dan kapasitas 1.794 TEUS (twenty-foot equivalent unit),” ujar Presiden Direktur JICT, Albert Pang.
Pang berujar, dimulainya layanan baru ini merupakan indikasi adanya pertumbuhan perdagangan yang kuat antara Indonesia dengan negara-negara Asia lainnya. “Kami melihat sebagian besar layanan JICT adalah perdagangan langsung intra Asia dan kami mengantisipasi volume perdagangan tersebut yang terus tumbuh,” ucap Pang.
Menurut dia, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan mengurangi biaya logistik, JICT telah memperkenalkan JICT Auto Gate System (JAGS). Sistem ini mengganti pemeriksaan manual dengan mesin cek otomatis yang menggunakan sistem identifikasi frekuensi radio dan e-ticket.
“Sistem ini diharapkan dapat membuat pengiriman peti kemas lebih efisien dan mengurangi waktu transaksi di pintu gerbang,” tutur Pang. Saat ini JICT sedang menjalani fase terakhir perluasan lahan yang selanjutnya akan meningkatkan tambahan kapasitas terminal 500.000 TEUS pada 2013.
JICT merupakan perusahaan gabungan antara Hutchison Port Holdings dan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). HPH adalah anak usaha Hutchison Whampoa Limited.
EFRI RITONGA
Terpopuler:
Tujuh Perusahaan Indonesia Masuk Forbes
Hari Ini, Garuda Lepas Citilink
Purbalingga Siap Pasok Knalpot Mobil Listrik
Lombok Banjir Turis, Hotel Tambah 1.000 Kamar
BUMN Berpeluang Masuk Forbes
Konflik Lahan Cinta Manis, BUMN Serahkan ke PTPN VII
Apresiasi Rupiah Akan Berlanjut
Rajawali Siapkan 2 Ribu Ha Kebun Kedelai
Nanti Beli Tiket Citylink Bisa di Minimarket
Asosiasi Minta Kedelai Jadi Ketahanan Pangan