TEMPO.CO, Jakarta - Bos Artha Graha Network sekaligus Komisaris Utama PT Graha Banten Lampung Sejahtera, Tomy Winata, mengatakan pihaknya telah mengeluarkan dana sekitar US$ 60 juta untuk membiayai pra studi kelayakan proyek Jembatan Selat Sunda.
Dana itu masih ditambah dengan dana studi kelayakan yang perhitungannya belum selesai.
“Secara kasar, biaya yang kami keluarkan sejak awal, termasuk pre-feasibility, sekitar US$ 60 juta. Sedangkan untuk biaya studi kelayakannya belum dapat diketahui pasti,” kata Tomy seperti dikutip Majalah Tempo edisi 30 Juli 2012.
“Sampai saat ini kami belum menerima resmi perincian dan besaran ruang lingkup studi kelayakan yang diinginkan pemerintah,” ujar Tomy melalui surat elektronik yang dikirim oleh Wakil Presiden Direktur Artha Graha Network Wisnu Tjandra kepada wartawan Tempo, Agoeng Wijaya.
Nasib PT Graha Banten Lampung Sejahtera, konsorsium bentukan Artha Graha Network dan pemerintah Banten-Lampung untuk proyek Jembatan Selat Sunda, sedang dirakit ulang.
Kementerian Keuangan mempersoalkan penetapan mereka sebagai pemrakarsa dan pelaksana studi kelayakan proyek yang diperkirakan menelan dana triliunan rupiah itu. Para menteri yang tergabung dalam Tim Tujuh membicarakan kembali pengerjaan proyek itu secara maraton, mulai pekan lalu.
Tomy menilai berlarut-larutnya persoalan belakangan ini bisa meningkatkan risiko proyek. “Lembaga keuangan akan menerapkan persyaratan dan biaya yang lebih tinggi,” ujarnya.
RINA WIDIASTUTI