TEMPO.CO, Jayapura - Kepolisian Jayapura masih memburu manusia bertopeng yang meresahkan warga di wilayah Kampus Universitas Cendrawasih, Kota Jayapura, Selasa, 31 Juli 2012. Mereka menghadang korban, lalu merampas harta benda korban.
Aksi manusia bertopeng dengan membawa alat tajam itu membuat jam kuliah di kampus Uncen dimajukan siang hari. “Kami bukan mengejar orang Komite Nasional Papua Barat, tapi manusia bertopeng,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota Jayapura, Ajun Komisaris Besar Polisi Alfred Papare, Selasa siang, 31 Juli 2012.
Dari pantauan Tempo, puluhan personel polisi bersenjata lengkap memasuki kawasan kampus Uncen dan menyisir dari belakang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik hingga Perumnas IV, Waena, Abepura. Perampokan bertopeng selalu terjadi pada sore atau malam hari setelah kampus sepi. “Beberapa hari lalu, ada lagi aksi, pelaku melarikan diri,” kata Papare.
Aksi meresahkan itu diperkirakan dilakukan lebih dari satu orang. “Kami bekerja sama dengan Uncen dan menghimbau kepada warga agar melaporkan bila melihat hal mencurigakan,” ucapnya.
Perampokan bertopeng terjadi sejak Januari lalu. Sasarannya tidak hanya warga, tapi juga mahasiswa. Pada, Sabtu, 14 Januari 2012, manusia bertopeng beraksi di sekitar Kampus Uncen Baru, Perumnas III, Waena, tidak jauh dari Rektorat Uncen. Dua mahasiswa Lusi Entania dan Kartini, keduanya berusia 17 tahun dihadang saat mengendarai motor menuju Rektorat Uncen.
Baca Juga:
Pelaku yang membawa pisau berhasil merampas HP Blackberry Gemini milik korban Lusi Entania lalu kabur ke dalam hutan.
Pembantu Rektor III Universitas Cenderawasih, Paulus Homers, meminta polisi serius menangkap manusia bertopeng yang selama ini berkeliaran di areal kampus. “Tindakan kriminalitas ini harus segera diungkap. Ini sudah berulang kali kami laporkan. Kita berharap perkuliahan bisa kembali normal,” kata dia.
JERRY OMONA