TEMPO.CO, Jakarta - Tiga nelayan Raja Ampat, Papua Barat, yang hilang setelah kapal mereka dihantam gelombang tinggi, Sabtu, 28 Juli 2012, sekitar pukul 14.00 WIT, belum ditemukan. Ketiga nelayan tersebut adalah Sebi, 30 tahun; Herman, 37 tahun, dan Adi, 25 tahun.
Pelaksana Harian Kasubsi Potensi dan Operasi Kantor SAR Sorong, Marinus Ohoirat, mengatakan pencarian dilakukan mulai dari Pantai Teluk Mayalibit, Purbina Sopen, hingga Tanjung Pamali di Kabupaten Raja Ampat. “Kemarin (Senin) kapal kami pulang lebih cepat, pukul 18.00, karena rusak,” kata Marinus Selasa, 31 Juli 2012.
Menurut dia, ketiga nelayan tersebut berada di perahu berbeda ketika disapu ombak. Sebi berada di perahu berbeda dengan Herman dan Adi yang ada di perahu yang sama. Ketiganya diperkirakan hilang di sekitar Tanjung Pamali yang berjarak sekitar 29 mil dari daratan Sorong.
Selain tiga nelayan itu, menurut Marinus, enam anak buah kapal KNT Arar yang kapalnya tenggelam setelah bocor dan mati mesin dalam perjalanan dari pelabuhan Sorong menuju Waisai, Ibukota kabupaten Raja Ampat, Sabtu, 28 Juli 2012, berhasil diselamatkan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. “Kami akan melanjutkan pencarian nelayan hilang besok. Mereka menggunakan kapal kayu,” katanya.
Marinus mengatakan saat ini tinggi gelombang laut di lokasi pencarian korban sekitar 3-4 meter. Rencananya pencarian akan dilanjutkan hingga 4 Agustus 2012. “Tapi kami masih menunggu bantuan kapal dari instansi lain,” ujarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan tinggi gelombang laut hari ini di Perairan Raja Ampat diperkirakan antara 2-3 meter.
JERRY OMONA