TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang dirilisnya hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Bank Sentral Amerika Serikat nanti malam, para pelaku pasar cenderung bersikap hati–hati, membuat apresiasi rupiah agak tertahan. Mereka lebih memilih menunggu kepastian dari The Fed (Bank Sentral AS) sebelum memutuskan ke arah mana investasinya.
Jatuhnya harga saham di bursa Jakarta mengikuti pelemahan bursa Asia lainnya turut membebani penguatan mata uang lokal.
Walhasil, dalam transaksi pasar uang hari ini, nilai tukar rupiah ditutup melemah tipis 2 poin (0,02 persen) ke level 9.469 per dolar AS. Rupiah sempat bergerak dikisaran 9.448 hingga 9.476 per dolar AS sebelum ditutup cenderung datar.
Pengamat pasar uang dari PT Harvest International Futures, Yohanes Ginting, menjelaskan pelaku pasar sangat berhati–hati menjelang pertemuan Dewan The Fed nanti malam, serta Bank Sentral Eropa (ECB) Kamis besok.
Yohanes memperkirakan The Fed belum akan menggulirkan kebijakan lanjutan (QE3), namun akan tetap berupaya untuk memacu pertumbuhan. Sebab kebijakan stimulus membutuhkan dana yang besar, dan bank sentral perlu mencetak uang baru sehingga dapat mempengaruhi pasar finansial global. Ujungnya dolar AS akan melemah terhadap mata uang utama dunia.
Setelah pernyataan Presiden ECB Mario Draghi pekan lalu akan melakukan sekuat tenaga untuk membantu menyelamatkan Eropa dari krisis, pasar kini menunggu langkah selanjutnya dari bank sentral. “Mereka ingin tahu langkah nyata apa yang akan diambil untuk mendorong pertumbuhan,” tuturnya.
Dengan kondisi seperti ini pelaku pasar mencari posisi yang lebih aman dengan memegang dolar AS sehingga apresiasi rupiah kembali tertahan.
Euro berhasil menguat tipis 0,08 persen menjadi US$ 1,2314, sedangkan pound sterling justru turun 0,2 persen ke US$ 1,5645 dan yen Jepang juga terdepresiasi tipis 0,03 persen ke 78,14 per dolar AS. Sehingga indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya hanya turun tipis 0,028 poin ke level 82,607.
Dari kawasan regional, dolar Singapura menguat 0,04 persen, won Korea Selatan terapresiasi 0,32 persen, ringgit Malaysia menguat 0,35 persen, serta bath Thailand juga menguat 0,13 persen. Sedangkan peso Philipina melemah 0,18 persen terhadap dolar AS.
VIVA B. KUSNANDAR