TEMPO.CO, Yogyakarta - Inflasi di kota Yogyakarta pada Juli 2012 mencapai 0,76 persen atau lebih tinggi dari inflasi nasional yang hanya 0,70 persen.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta, Haryono, mengatakan penyebab utama inflasi adalah kenaikan harga daging ayam.
Komoditas harga daging ayam ras naik 8,93 persen dengan andil positif 0,11 persen. Kemudian harga gula pasir juga naik 7,01 persen memberi andil 0,09 persen.
"Kalau menjelang puasa dan lebaran, biasanya harga-harga kebutuhan pokok naik," kata Haryono di kantornya Rabu 1 Agustus 2012.
Menurut dia inflasi pada Juli juga ditopang oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat karena berbarengan libur sekolah.
Menurut data Badan Pusat Statistik dari 66 kota yang dihitung angka inflasinya, tertinggi terjadi di kota Pangkal Pinang sebesar 3,17 persen. Sedangkan inflasi terendah kota Sibolga yang hanya 0,11 persen.
kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, Riyadi, kenaikan harga kedelai tidak turut menyumbang terjadinya inflasi. Dia memperkirakan harga kedelai akan segera turun dari harga saat ini di kisaran Rp 8.220 per kilogram.
"Apalagi pedagang ingin cepat-cepat menjual dengan harga tinggi sekarang. Lalu jika muncul kedelai impor tanpa bea masuk maka akan murah kembali," kata dia.
MUH SYAIFULLAH
Berita Terpopuler:
Di Film Ini, Timnas Indonesia Juara Piala Dunia
Akhirnya, Film The Hobbit Jadi Trilogi
Begini Cerita Sukses Band Navicula
Konser di LA, Navicula Bawa Pesan Pelestarian Alam
Penggemar The Who Tukarkan Tiket 1979 untuk 2013
Color Me Badd Ramaikan LA Light Java Soulnation
Dwiki Dharmawan Siapkan 30 Tahun Berkarya
Dari Maestro hingga Seni Kinetik
Tunggangan Bergaya 007
Jon Lord, Pendiri Deep Purple Wafat