TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah segera memproteksi pasar dalam negeri di semester II 2012, menyusul turunnya nilai ekspor nasional di semester I.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perdagangan, Logistik, dan Distribusi, Natsir Mansyur, mengatakan, turunnya ekspor nasional selain karena faktor internal juga disumbang dari melemahnya perekonomian global. Terutama akibat pelemahan ekonomi di Amerika Serikat dan krisis utang Eropa.
Menurut dia, untuk mengantisipasi turunnya ekspor di semester II, pemerintah harus berani melakukan proteksi pasar dalam negeri. "Caranya, perbaiki birokrasi dan jaga stabilitas harga," ujarnya kepada Tempo.
Selain faktor eksternal, turunnya ekspor juga disebabkan oleh faktor internal. Menurut Natsir, implementasi Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 7 Tahun 2012 tentang Larangan Ekspor bagi Bahan Tambang Mentah dan Mineral juga dinilai berkontribusi terhadap penurunan ekspor.
"Sudah saya prediksi, namun ini tetap disebabkan faktor eksternal juga," katanya.
Penerapan larangan ekspor bahan mentah itu, menurut dia, cukup memukul kalangan pengusaha pertambangan. Aturan itu berkontribusi memberikan penurunan hingga 8 persen dari total tambang yang diekspor.
"Peraturan Menteri itu secara langsung berdampak stagnasi terhadap pelaku ekspor. Padahal seharusnya tidak menghentikan ekspornya," ujar dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai ekspor Indonesia, Juni, sebesar US$ 15,36 atau turun 8,70 persen dibanding bulan sebelumnya, US$ 16,8 miliar. Angka ini bahkan turun hingga 16,44 persen dibandingkan ekspor pada periode yang sama tahun lalu.
JAYADI SUPRIADIN
Terpopuler:
Dahlan : Pabrik Semen Papua Didukung PLTA Baliem
SBY Letakkan Batu Pertama Pengembangan Bandara
PLN Bangun PLTA Terbesar di Papua
Inflasi Yogyakarta Lampaui Nasional
Mobil Dinas Masih Beli Premium
Indonesia Alami Defisit Perdagangan Terbesar Dalam 5 Tahun
PLN Tertarik Kelola Pembangkit Listrik PT Inalum
Inflasi Jawa Barat Melebihi Inflasi Nasional
Perhutani Bangun Pabrik Sagu Akhir 2012 di Papua
BPS : Penumpang Pesawat Makin Banyak