TEMPO.CO, Surakarta - Badan Pusat Statistik Surakarta meningkatkan intensitas pemantauan harga selama Ramadan. Kepala Seksi Distribusi Badan Pusat Statistik Surakarta Herminawati mengatakan pemantauan yang biasanya dilakukan sepekan sekali, kini ditingkatkan menjadi dua kali dalam seminggu, yaitu Senin dan Rabu.
“Bahkan untuk perkembangan tarif bus, kami memantau setiap hari,” katanya kepada wartawan di kantornya, Kamis, 2 Agustus 2012.
Pemantauan dilakukan untuk mendeteksi lonjakan harga menjelang Lebaran. Dia mengatakan pemantauan sudah dimulai pada 24 Juli lalu, dan akan dilakukan hingga 28 Agustus mendatang. BPS mengamati pergerakan harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Legi, Pasar Gede, dan Pasar Nusukan, Surakarta.
Ada 380 komoditas yang dipantau, mulai kebutuhan pokok, makanan jadi, tarif angkutan, hingga listrik dan perumahan. Herminawati menilai inflasi selama puasa akan lebih tinggi, dan berlanjut hingga Lebaran. Tingkat konsumsi masyarakat yang meningkat menyebabkan kenaikan harga. “Prediksi kami, penyebab utama inflasi adalah kenaikan harga beras,” katanya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo Suryono mengatakan tim pengendalian inflasi daerah memperkirakan inflasi Surakarta pada Juli sebesar 0,3-0,5 persen. Dengan demikian, hasil akhir inflasi menurut hitungan Badan Pusat Statistik sama dengan perkiraan tim.
“Kami hanya menghitung 48 komoditas dan dari pekan pertama hingga ketiga. Padahal biasanya di minggu terakhir ada kenaikan harga cukup tinggi karena sudah masuk puasa,” katanya.
UKKY PRIMANTYO
Terpopuler
Lika-liku Kasus Simulator SIM Versi Polisi (IV)
BWF Diskualifikasi Delapan Atlet Badminton
Jimly: Jangan Pilih Gubernur DKI karena Agama
Perselingkuhan, Pejabat Semarang Pukul Wartawan
Polisi Langgar Wewenang KPK
"Bayi Besar" Bermunculan di Amerika
Satu Jenderal Polisi Lagi Jadi Tersangka
Gubernur Tersangka, Agenda Akpol Berantakan
Dituntut 20 Tahun, Supir Xenia Maut Menangis
Partai Islam Tak Laku di 2014?