TEMPO.CO , Bagdad - Sebanyak 325 orang tewas terbunuh di Irak sepanjang Juli lalu. Angka ini menjadikan Juli sebagai bulan paling berdarah di negara itu selama dua tahun terakhir.
Kantor berita Reuters, Rabu, 1 Agustus 2012, melaporkan data dari kementerian kesehatan Irak mencatat dari korban tersebut 241 orang di antaranya merupakan warga sipil, 44 tentara, dan 40 polisi pada bulan lalu. Angka ini belum termasuk sekitar 700 orang yang cedera.
Hari paling berdarah terjadi pada 23 Juli ketika lebih dari 100 orang tewas akibat ledakan bon dan tembakan seantero Irak. Sebagian besar korban adalah etnis Shi'ite yang diklaim dilakukan kelompok al Qaeda di Irak.
Pada Juni lalu, Reuters menghitung sebanyak 237 orang tewas dan lebih dari 600 orang cedera. Angka kematian pada Juli lalu merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2010. Saat itu, sumber resmi pemerintah menyebut ada 426 orang yang tewas.
Pejabat Irak mengatakan militant al Qaeda sudah memasuki negara tersebut dari Suriah hingga 680 km dari garis perbatasan. Baghdad mengirimkan pasukan dan tank untuk memperkuat wilayah perbatasan mereka dengan Suriah. Negara tetangga mereka itu juga dilanda konflik selama 17 bulan terakhir untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.
REUTERS | RAJU FEBRIAN
Berita Terpopuler:
Polisi Langgar Wewenang KPK
BWF Diskualifikasi Delapan Atlet Badminton
"Bayi Besar" Bermunculan di Amerika
Satu Jenderal Polisi Lagi Jadi Tersangka
Gubernur Tersangka, Agenda Akpol Berantakan
Panwaslu Miliki Video Rhoma Irama Ceramah SARA
Djoko Susilo Ancam Perkarakan KPK
Didiskualifikasi, Atlet Bulu Tangkis Ini Pensiun
Ahok Yakin Foke Tidak Embuskan Isu SARA
Polisi Diminta Mundur dari Kasus Simulator SIM