TEMPO.CO , Jerusalem - Komentar kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Mitt Romney, di Israel menuai kecaman dunia internasional. Dalam kunjungannya ke negara itu, ia menyebut akan mendukung upaya menjadikan Jerusalem ibu kota Israel.
Cina menyatakan, komentar yang disebutnya "asal bunyi" itu dapat memicu konflik antara Israel dan Palestina. "Komentar Romney sama sekali mengabaikan fakta-fakta sejarah dan sebenarnya tidak bertanggung jawab jika ia hanya dimaksudkan untuk menarik pemilih di negara itu," tulis Xinhua mengutip pejabat senior Cina. "Sangat tidak bertanggung jawab dan tidak adil bagi warga Palestina yang berada dalam posisi kurang kuat dalam perundingan damai. Bahkan dapat menyebabkan situasi yang lebih buruk di wilayah ini dengan mengintensifkan perbedaan antara kedua belah pihak."
Klaim Romney yang akan memindahkan kedutaan besar AS ke Jerusalem, juga disebutnya tak kalah serampangan. Selama ini AS menghindari melakukannya, karena langkah ini berarti akan mengakui kedaulatan Israel atas wilayah yang masih dalam sengketa antara Israel-Palestina itu.
Komentar Romney juga menimbulkan kemarahan di antara warga Palestina yang menuduhnya sebagai rasis karena mengatakan kesenjangan ekonomi antara Israel dan Palestina adalah karena alasan budaya. Membandingkan situasi antara AS, Meksiko, Cile, dan Ekuador, Romney mengatakan kepada mereka yang berkumpul di sebuah acara penggalangan dana bahwa kesenjangan dalam produk domestik bruto per kapita antara kedua kelompok adalah karena alasan budaya, mengabaikan fakta pendudukan Israel atas wilayah Palestina berdampak secara ekonomi bagi penduduknya.
"Jika Anda bisa belajar sesuatu dari sejarah ekonomi dunia itu adalah: budaya membuat semua perbedaan," kata Romney. "Saat saya datang ke sini dan saya melihat keluar atas kota ini dan mempertimbangkan prestasi rakyat bangsa ini, saya mengakui kekuatan budaya dan beberapa hal lainnya."
Angka-angka yang dikutip Romney juga tidak akurat, lapor Reuters. Romney mengatakan pendapatan per kapita Israel adalah US$ 21 ribu dan Palestina US$ 10 ribu, sementara perkiraan lain yang paling akurat adalah US$ 31.400 dan US$ 2.900 untuk masing-masing.
"Dengan segala pembatasan yang diberikan Israel, sangat sulit bagi Palestina untuk mencapai potensi penuh mereka," kata kepala perunding Palestina, Saeb Erekat.
Komentar Romney juga menarik perhatian Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang menuduhnya "mencium kaki" Israel sebelum pemilu. Ia menyebut, cara Romney adalah "murahan" dengan membuat konsesi hanya demi duit tak seberapa bagi kampanyenya.
Sejauh ini, Romney tidak berusaha untuk mengubah pernyataannya, seperti dilaporkan The New York Times. Staf kampanyenya tidak menanggapi pertanyaan tentang apakah Romney berpendapat pembatasan perdagangan Israel di wilayah Palestina telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, kubu Obama telah menggunakan kesempatan untuk mempertanyakan kemampuan Romney untuk mewakili AS di Timur Tengah. "Kredibilitas dan pengaruh Amerika di Timur Tengah tergantung pada bagaimana kita terlihat sebagai perantara yang jujur," kata pernyataan dari kubu Obama.
REUTERS | NEW YORK TIMES | TRIP B
Terpopuler
Pelapor Korupsi Simulator SIM Siap Buka-bukaan
Polisi Dinilai Hambat Tugas KPK
Djoko Susilo Ada di Jakarta
Drama 24 Jam Penggeledahan KPK di Korlantas
Bolehkan Atlet Bercinta di Malam Sebelum Berlaga?
Kata Adjie Notonegoro Soal Foto Mesra dengan Mudji
Ngantuk Berat, Taufik Hidayat Bisa Kalahkan Abian