TEMPO.CO, Washington - Pembangkang Cina, Chen Guangcheng, yang telah berada di Amerika Serikat sejak 20 Mei, menuduh Beijing gagal menindaklanjuti janji untuk menjamin keamanan keluarganya. Chen sebelumnya dipenjara setelah mengungkap pelanggaran dalam kebijakan satu anak di Cina.
Ia menyatakan hal itu saat mengunjungi Kongres Amerika Serikat. Chen menyuarakan kepedulian terhadap keponakannya yang ditangkap segera setelah ia melarikan diri. Dia mengatakan tidak ada pejabat Cina yang menghubunginya sejak ia tiba di Amerika Serikat untuk meyakinkan keluarganya bahwa di Cina aman.
"Pemerintah pusat Cina secara eksplisit berjanji mereka akan menyelidiki penindasan dan pelecehan yang saya alami di Provinsi Shandong," katanya. "Pemerintah lebih lanjut berjanji akan memberikan keamanan bagi keluarga saya. Namun, sudah lebih dari tiga bulan dan saya belum menerima berita tentang kemajuan penyelidikan ini atau bahkan apakah sudah dimulai."
Beberapa analis menyebutkan izin bagi Chen pergi ke luar negeri bersama keluarganya untuk belajar adalah untuk menyingkirkan dia. Mereka ragu Chen akan bisa kembali.
Pihak berwenang telah menahan keponakannya, Chen Kegui, dengan tuduhan percobaan pembunuhan.
Chen mengatakan bahwa situasi hak asasi manusia di Cina memburuk, tetapi perlawanan dari warga agar suaranya didengar semakin besar. "Saya sangat berharap bahwa Amerika Serikat dan semua negara lain yang menganut nilai-nilai fundamental konstitusionalisme, kebebasan demokrasi, dan supremasi hukum akan mendukung dan membantu kelancaran transisi di Cina," katanya.
Ketua Kongres John Boehner mengatakan bahwa Amerika Serikat harus berbicara atas pelanggaran HAM di Cina, termasuk kebijakan satu anak. "Ketika memutuskan untuk menjamin kebebasan dan martabat semua warga negaranya, pemerintah Cina memiliki tanggung jawab untuk berbuat lebih baik dan pemerintah Amerika Serikat memiliki tanggung jawab untuk memastikan semua berjalan," katanya.
ABC | TRIP B