Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nelayan Cilacap Panen Ikan Agustus Ini  

image-gnews
Para nelayan menjalankan aksi memblokir pintu masuk dermaga bongkar muat kapal tanker Kilang Pertamina Cilacap, Rabu (25/4). Pemblokiran dilakukan karena pasokan solar bersubsidi untuk nelayan sudah habis sehingga mereka tak bisa melaut selama empat hari terakhir ini. TEMPO/Aris Andrianto
Para nelayan menjalankan aksi memblokir pintu masuk dermaga bongkar muat kapal tanker Kilang Pertamina Cilacap, Rabu (25/4). Pemblokiran dilakukan karena pasokan solar bersubsidi untuk nelayan sudah habis sehingga mereka tak bisa melaut selama empat hari terakhir ini. TEMPO/Aris Andrianto
Iklan

TEMPO.CO, Cilacap - Berembusnya musim angin timur seakan menjadi pertanda kabar gembira bagi ribuan nelayan Cilacap. Keberadaan musim angin itu berarti nelayan bersiap melakukan panen ikan di perairan selatan Cilacap. "Saat ini berbagai jenis ikan mulai muncul di Samudra Indonesia," kata Ketua II Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Cilacap Indon Cahyono, Rabu, 1 Agustus 2012.

Indon mengatakan, memasuki bulan Agustus merupakan puncak musim angin timur dan musim panen ikan, sehingga sebagian besar nelayan melaut. Jenis ikan yang bermunculan di antaranya ikan dawah, kerapu, belanak, kembung, lobster, udang jerbung, rajungan, ikan layur, tenggiri, tongkol, kakap, pari-pari, dan lemuru. Meski mulai panen, kata dia, saat ini gelombang laut masih lumayan tinggi. Mereka biasanya berangkat pagi dan pulang siang hari sebelum gelombang dan angin mulai kencang.

Ketua Koperasi Unit Desa Mino Saroyo, Cilacap, Untung Jayanto, menuturkan, biasanya masa panen ikan bagi nelayan Cilacap berlangsung pada puncak musim angin timur sekitar Agustus. "Saat puncak musim angin timur, berbagai jenis ikan biasanya akan bermunculan," kata dia. Menurut Untung, hingga saat ini, harga ikan masih relatif stabil dan dinilai bagus meski hasil tangkapan nelayan belum maksimal.

Ia mencontohkan, harga udang jerbung berukuran besar masih bertahan di atas Rp 100 ribu per kilogram, sedangkan yang berukuran kecil selisih sekitar Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu di bawahnya. Ikan kerapu masih bertahan pada Rp 45 ribu per kilogram dan belanak sekitar Rp 12 ribu per kilogram.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut analis cuaca Stasiun Meteorologi Cilacap, Teguh Wardoyo, daerah tangkapan ikan muncul akibat adanya aktivitas plankton ke permukaan di perairan selatan Cilacap. "Daerah itu bisa kami tangkap dengan alat kami yang menandakan pergerakan plankton sebagai makanan ikan," kata dia.

Meski banyak daerah tangkapan ikan, dia menuturkan, saat ini kondisi perairan masih berbahaya bagi pelayaran. Dia mengatakan tinggi gelombang di perairan selatan mencapai 3,5 meter. "Kami mengimbau nelayan untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi selama melaut," ucap dia lagi.

ARIS ANDRIANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

5 jam lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

2 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.


Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

3 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

7 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

8 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

14 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

18 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

26 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

35 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

38 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.